kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

2012, kerugian NIKL membengkak sebesar 231%!


Rabu, 27 Maret 2013 / 13:46 WIB
2012, kerugian NIKL membengkak sebesar 231%!
ILUSTRASI. Promo J.CO mingguan terbaru, harga hemat untuk?1/2 lusin J.CO donuts & JCOOL To Go.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kerugian yang diderita PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) di sepanjang 2012 kian membengkak. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, NIKL mencatat kerugian senilai US$ 6,5 juta atau setara dengan Rp 63,212 miliar (kurs tengah BI Rp 9.725) di sepanjang 2012. Bandingkan dengan kerugian yang diderita NIKL di tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 19,263 miliar. Itu artinya, NIKL menderita lonjakan kerugian sebesar 228,15%!

Kerugian yang dialami NIKL ini terutama terkait pendapatan penjualan bersih yang turun 10%. Dalam keterangannya, Rabu (27/3), pendapatan penjualan bersih NIKL menjadi US$ 141,5 juta atau Rp 1,376 triliunĀ  dari US$ 144,6 juta atau 1,406 triliun yang tercatat di 2011. Hal tersebut juga mengakibatkan laba kotor NIKL juga turun menjadi US$ 5,02 juta (Rp 48,819 miliar) dari tahun sebelumnya US$ 9,72 juta (Rp 94,527 miliar).

Direktur Utama NIKL, Ardhiman T.A beralasan, kebutuhan tinplate nasional yang cukup besar, telah menarik banyak produsen tinplate asal China, Korea Selatan, dan Malaysia untuk mengekspor produknya ke Indonesia. "Terlebih lagi setelah permintaan dari Eropa dan Amerika cenderung berkurang, yang membuat para produsen tersebut mengalihkan ekspor ke pasar Asia, termasuk Indonesia," tutur Ardhiman.

Ardhiman juga menilai, beberapa regulasi pemerintah terkait kebijakan pemberian fasilitas bea masuk dan perjanjian perdagangan bebas dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA) dan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA), mengakibatkan Indonesia dibanjiri produk tinplate impor. Beberapa alasan itu, berimbas pada persaingan harga yang semakin kompetitif.

Walaupun begitu, NIKL tetap berhasil meningkatkan volume penjualan tinplate menjadi 110,3 ribu ton atau naik 10,07% dari tahun sebelumnya 100,2 ribu ton. "Pangsa pasar NIKL juga meningkat 53% dari 47% pada periode yang sama tahun sebelumnya," jelas Ardhiman.

Ke depan, Ardhiman mengaku, pihaknya akan berusahan untuk tetap mendominasi pangsa pasar tinplate domestik. Hal itu dibuktikan dengan pesanan tinplate yang sudah full booked pada kuartal I tahun ini.

Dengan begitu, Ardhiman bilang, NIKL sangat optimis dapat memberikan hasil yang positif dibandingkan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×