Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Selain fokus pada peningkatan produksi batubaranya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga giat masuk ke sektor power plant. Tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut masuk ke empat proyek pembangunan PLTU yang nilainya mencapai US$ 3,5 miliar.
"Untuk tahap awal kita sudah lolos PQ," kata Direktur Utama PTBA Sukrisno di Jakarta, Rabu (9/2).
Keempat power plant yang tengah diincar PTBA yaitu PLTU Sumsel 8 dengan kapasitas 2x600 MW dengan nilai proyek US$ 1,4 miliar. PLTU Sumsel 6 yang berkapasitas 2x300 MW dan PLTU di Pranap Riau dengan kapasitas 2x300 MW. Kedua PLTU tersebut bernilai US$ 800 juta.
Adapun, yang terakhir PLTU Madura yang kapasitasnya 2x200 MW. Khusus untuk yang Madura bukan PLTU mulut tambang karena PTBA tidak punya tambang di situ. Nilai proyek ini mencapai US$ 500 juta.
Untuk mengikuti tender tersebut, PTBA tergabung dalam konsorsium. Pada proyek PLTU di Sumsel 8 dan Sumsel 6, PTBA maju bersama perusahaan asal China. "Di Sumsel 8 kepemilikan kita 45%, sedangkan di Sumsel 6 hanya 41%, tapi itu kita sudah mayoritas," ungkap Sukrisno.
Sedangkan untuk PLTU di Riau, Sukrisno mengaku jika perusahaannya bergabung bersama perusahaan asal India yaitu Lanko dan juga anak perusahaan Astra Internasional (ASII) yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama). Disini PTBA memiliki saham mayoritas yaitu 55%, sedangkan Pama hanya 15%-20% sisanya dimiliki Lanko.
Karena tidak memiliki tambang di Madura, kepemilikan saham PTBA di PLTU Madura tersebut minoritas, hanya 10%. "Nanti kalau kita dapat proyek power plant ini, kita akan jadi pemasok batubaranya," pungkas Sukrisno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News