kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

10 saham ini jadi laggard IHSG, cermati rekomendasi analis


Minggu, 09 Agustus 2020 / 21:46 WIB
10 saham ini jadi laggard IHSG, cermati rekomendasi analis
ILUSTRASI. Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar bertengger di daftar sepuluh saham teratas laggard Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2020


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar bertengger di daftar sepuluh saham teratas laggard Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2020 ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), tiga besar laggard IHSG adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony  mengatakan, saham-saham tersebut menjadi laggard atau pemberat IHSG seiring dengan langkah investor yang menjual saham-saham ini. Pasalnya, secara fundamental, saham perusahaan sudah berada pada harga yang cukup mahal.

"Alhasil, investor lebih memilih untuk beralih ke saham-saham emiten yang cenderung masih di harga yang cukup murah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang laggard tersebut," tutur Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/8).

Baca Juga: Saham-saham ini dinilai punya valuasi murah, simak rekomendasinya

Kemudian, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, penurunan harga yang terjadi pada UNVR juga berkaitan dengan pembagian dividen tahun buku 2019. Menurut dia, besar kemungkinan, investor yang mengoleksi atau mempertahankan saham UNVR hanya memanfaatkan momentum tersebut.

Sementara BBCA dapat bertengger di peringkat kedua laggard IHSG karena memang harganya sudah naik cukup signifikan dalam dua bulan terakhir. Sejak awal Juni 2020, harga BBCA sudah naik lebih dari 19%. "Sehingga kami menilai ini hanya portfolio switching," ucap Okie.

Chris menambahkan, secara year to date (ytd), koreksi pada UNVR dan BBCA juga sudah cenderung lebih kecil dibanding emiten-emiten lain. Berdasarkan data RTI, per Jumat (7/8), harga saham UNVR hanya turun 3,27% ytd dan BBCA -7,55% ytd.

Ia memprediksi, saham-saham yang berada di sepuluh besar laggard IHSG ini akan bergerak sideways pada akhir bulan Agustus 2020. "Secara umum, perusahaan-perusahaan tersebut masih dapat ditahan karena cenderung cukup baik dan penurunan kinerja juga tidak sedalam emiten-emiten lain," ungkap Chris.

Sementara Okie menilai, pergerakan BBCA, UNVR, TLKM, dan TOWR masih cukup menarik untuk ke depannya. "Namun dalam waktu dekat kami menilai saham tersebut dapat tertekan aksi profit taking," kata dia.

Untuk itu, menurut Okie, investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan pembelian bertahap dan menyesuaikannya dengan manajemen keuangan masing-masing. Sementara Chris merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 4.000 per saham, BBRI Rp 3.600, dan HMSP Rp 2.400 per saham.

Baca Juga: Ini rekomendasi susunan portofolio investasi di tengah ancaman resesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×