Reporter: Astri Kharina Bangun, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah melemah kembali akibat kekhawatiran kenaikan harga bahan bakar minyak. Naiknya harga minyak dikhawatirkan memperlambat pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara, dan memperlebar defisit keuangan pemerintah.
Rupiah di pasar spot sempat melemah 0,01% ke level Rp 8.788 per dollar AS, pada pukul 08.39 WIB. Adapun, hingga pukul 10.58 WIB, harganya kembali ke posisi penutupan kemarin di Rp 8.783 per dollar AS.
Harga minyak mentah di pasar New York naik 0,2% menjadi US$ 102,88 per barel. Tingginya harga minyak bisa mengakibatkan defisit anggaran Indonesia tahun ini sebesar 2,7% terhadap GDP. Angka ini lebih besar dibandingkan target 1,8% yang diperkirakan ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Gundy Cahyadi.
"Ada kekhawatiran tingginya harga minyak akan mengetatkan posisi defisit fiskal, dan pada satu titik pemerintah akan memutuskan perlunya menaikkan harga BBM, kata Cahyadi.
Kendati tak melihat adanya kalangan yang mengatakan ada intervensi Bank Indonesia, namun Cahyadi menduga pasar khawatir terhadap tindakan BI memperketat penguatan rupiah untuk menghindari volatilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News