Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Didik Purwanto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuka peluang bagi perusahaan menerbitkan obligasi berdenominasi dollar AS. Analis menilai kondisi ini membuat obligasi dollar terbitan perusahaan Indonesia lebih menarik.
Analis obligasi BNI Securities Ariawan menilai, peluang penerbitan global bond saat ini memang bagus. Minat investor terhadap obligasi korporat berdenominasi dollar AS terbitan perusahaan Indonesia meningkat. "Hal ini karena investor dapat memperoleh premi yang tinggi," jelasnya, akhir pekan lalu.
Selain itu, investor akan mendapatkan keuntungan dari pergerakan nilai tukar rupiah. Apalagi pergerakan nilai tukar rupiah belakangan ini relatif kuat. "Saat ini likuiditas valas yang besar dan penguatan rupiah menjanjikan risk control yang baik," tambah Ariawan.
Investor juga bisa mendapatkan keuntungan dari selisih bunga acuan Indonesia dengan AS. "Spread BI rate dengan Fed Rate saat ini masih cukup longgar, investor bisa mendapat tambahan yield," tutur ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih.
Sejumlah perusahaan berencana memanfaatkan momen ini untuk menerbitkan obligasi global. Ambil contoh PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) yang ingin menerbitkan obligasi dollar senilai US$ 200 juta. "Obligasi harus terbit paling lambat Juni 2011," ujar Direktur Utama UNSP Ambono Janurianto pekan lalu.
Kupon bisa rendah
Analis menilai kondisi saat ini menguntungkan perusahaan yang berniat menerbitkan obligasi dalam valuta asing. Perusahaan bisa lebih mudah mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi.
Lana menuturkan, sentimen negatif dari inflasi sudah berkurang. Hal itu terlihat dari inflasi Februari lalu yang cuma 0,13%.
Perusahaan juga tidak perlu membayar mahal untuk menerbitkan obligasi. Ariawan menilai perusahaan bisa memberi kupon yang rendah. "Mungkin sekitar 3%-4% di atas benchmark," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News