Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana memberikan diskon tarif listrik untuk industri yang beroperasi 24 jam. Besaran tarifnya memang belum ditetapkan, namun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan agar industri nasional lebih kompetitif maka paling tidak tarif listrik turun 15%.
Menanggapi rencana tersebut, PT Astra International Tbk (ASII) belum mau berkomentar banyak. Perusahaan masih akan menunggu aturan tersebut secara rinci.
Baca Juga: Grup Astra optimitis tetap kuasai pangsa pasar otomotif tahun ini
"Saya sendiri belum cek detail implementasinya akan seperti apa. Saya tunggu detailnya saja," jelas Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/2).
Tira menjelaskan selama ini perusahaan juga tidak pernah secara spesifik mengungkapkan beban listrik. Informasi soal beban listrik sudah terkonsolidasi masuk ke dalam pos beban utilitas yang meliputi juga beban air, telekomunikasi dan lain-lain.
Berdasarkan data laporan keuangan perusahaan periode kuartal III 2016-2019, beban utilitas perusahaan terus mengalami kenaikan.
Pada kuartal III-2016 perusahaan merogoh kocek Rp 1,08 triliun, kemudian pada periode yang sama di tahun 2017 beban utilitas naik menjadi Rp 1,31 triliun.
Baca Juga: Upaya Astra International (ASII) Menjaga Pangsa Pasar Otomotif
Di kuartal III-2018 beban utilitas perusahaan menjadi Rp 1,98 triliun kemudian turun tipis pada kuartal III-2019 menjadi Rp 1,89 triliun.
Sebagai gambaran, pada kuartal III-2019 beban utilitas setara dengan 1,25% dari total beban pokok pendapatan, beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Sedangkan di kuartal III-2019 beban utilitas setara 0,92% dari perbandingan yang sama dengan kondisi di kuartal III-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
