kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kawasan industri Kendal diusulkan masuk KEK, ini tanggapan KIJA


Minggu, 18 Agustus 2019 / 17:59 WIB
Kawasan industri Kendal diusulkan masuk KEK, ini tanggapan KIJA
ILUSTRASI. Kawasan industri Kendal diusulkan masuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK).


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan industri Kendal diusulkan masuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyatakan kelak pemerintah akan memfokuskan KEK Kendal yang dikelola PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) untuk sektor industri. Kamis (15/8) lalu, Airlangga menyebutkan sudah ada perusahaan asal China yang ingin merelokasi pabriknya ke KEK Kendal, Jawa Tengah.

Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda membenarkan ada beberapa perusahaan dari China yang ekspansi ke Kendal. Muljadi tidak menyatakan spesifik apakah ekspansi tersebut akan menambahkan penjualan lahan KIJA. Namun sampai dengan semester pertama 2019, realisasi penjualan lahan KIJA dalam tiga tahun terakhir sudah lebih besar dari rata-rata per tahunnya.

“Kami tidak bisa kuantifikasi pertumbuhan penjualan lahan terkait ekspansi China ke Indonesia,” ujar Muljadi kepada Kontan, Jumat (16/8).

Soegiharto, Direktur Utama KIJA menambahkan, dengan ditetapkannya kawasan industri Kendal menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan mendorong pertumbuhan industri nasional menjadi sangat prospektif. Soegiharto belum bisa memastikan apakah ekspansi perusahaan manufaktur China akan menguntungkan penjualan lahan KIJA atau tidak.

Baca Juga: Pemerintah segera jadikan Kendal dan Likupang sebagai KEK baru

Namun, Soegiharto memberikan data beberapa investor baru yang akan masuk ke KEK Kendal dalam tiga tahun ke depan. Berikut beberapa daftar investor per sektor industri yang sudah dinyatakan siap mengajukan investasi:

Sektor tekstil dan busana (Penyewa Besar / Anchor Tenant):

1.     Jiangsu Lianfa, perusahaan tekstil yang beralamatkan di China ini telah siap untuk mengajukan investasi bernilai US$ 450 juta. Tahap awal berupa substitusi impor, dilanjutkan dengan 60% ekspor. Lahan yang dibutuhkan sebanyak 17 ha.

2.     Black Peony Group, perusahaan China ini juga dinyatakan telah siap untuk mengajukan investasi bernilai US$ 250 juta. Tahap awal substitusi impor, dilanjutkan dengan 60% ekspor. Lahan yang dibutuhkan 2,5 Ha.

Kedua perusahaan tersebut ditandai sebagai penyewa besar.

Sektor Furniture:

1.     Master Kidz, perusahaan yang berlokasi di Hong Kong ini menghasilkan produk mebel mainan anak. Telah dinyatakan siap untuk mengajukan investasi bernilai US$ 200 juta dengan keterangan 80% ekspor. Lahan yang dibutuhkan 2 Ha.

Baca Juga: KEK Usulan Grup Sintesa dan Kongsi Temasek-Jababeka direkomendasikan ke Jokowi

Sektor Makanan dan Minuman (Penyewa Besar / Anchor Tenant):

1.     Want Want China Holdings, perusahaan makanan asal China tersebut akan berinvestasi senilai US$ 80 juta dengan orientasi ekspor 60%. Nantinya lahan yang dibutuhkan sebanyak 2,5 Ha.

Sektor Otomotif:

1.     Byd Company, perusahaan manufaktur asal China ini akan berinvestasi senilai US$ 800 juta dengan orientasi 60% ekspor. Produk yang akan dihasilkan ialah mobil listrik. Sementara lahan yang dibutuhkan Byd Company sebanyak 30 Ha.

2.     Sokonindo Automobile, perusahaan lokal ini akan berinvestasi senilai US$ 800 juta dengan orientasi ekspor 60%. Produk yang akan dihasilkan ialah mobil berjenis MPV dan SUV (OEM). Sementara lahan yang dibutuhkan sebesar 20 Ha.

Baca Juga: Sugiharto jelaskan kemunculan namanya dalam RUPS Jababeka (KIJA) Juni 2019

Sektor Elektronik(Penyewa Besar / Anchor Tenant):

1.     Sanhua Group, perusahaan yang beralamatkan di Hangzhou, China ini akan berinvestasi senilai US$ 350 juta dengan orientasi ekspor 60%. Lahan yang dibutuhkan sebanyak 30 Ha.

2.     Xinyi Glass, perusahaan yang juga berasal dari China tersebut akan berinvestasi senilai US$ 300 juta. Tahap awal bisnis berupa substitusi impor, baru dilanjutkan dengan orientasi ekspor 60%.

Sekadar informasi, kegiatan utama yang dilakukan di KEK Kendal nantinya adalah industri yang berorientasi 60% ekspor seperti tekstil dan busana, furniture, makanan dan minuman, otomototif dan elektronik. Lalu industri substitusi impor antara lain tekstil dan busana, makanan dan minuman, serta logistik yang berorientasi ekspor dan sudah berbasis 4.0 seperti integrated smart port, logistic 4.0.

Baca Juga: Pendiri Jababeka (KIJA) Belum Akui Adanya Change of Control

Muljadi menambahkan target penjualan lahan di kawasan industri Kendal di tahun 2019 sebesar Rp 350 miliar, dengan target lahan terjual seluas 25 ha-30 ha. Sementara, nilai penjualan yang terealisasi sampai dengan semester I 2019 sudah mencapai Rp 300 miliar.

Sementara, total lahan yang dimiliki Jababeka di Kendal per Juni 2019 sebesar 575 ha. Muljadi juga menyatakan kemungkinan total lahan tersebut masih bisa bertambah karena KIJA mengalokasikan anggaran Rp 400 miliar untuk Kendal dan Cikarang.

Kawasan industri Kendal merupakan kawasan yang dikelola oleh PT Kendal Industrial Park (KIP) yang juga merupakan joint venture antara dua pengembang industri di Asia Tenggara yaitu Sembcorp Development Ltd dan Jababeka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×