kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Izin tambang batubara di Kalsel segera berakhir, apa tindakan ABM Investama?


Kamis, 27 September 2018 / 11:15 WIB
Izin tambang batubara di Kalsel segera berakhir, apa tindakan ABM Investama?
ILUSTRASI. Fasilitas Pendukung Batubara ABM Investama di Kalsel


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Izin usaha tambang (IUP) batubara PT ABM Investama Tbk (ABMM) di Kalimantan Selatan akan berakhir pada 2021. Perusahaan ini pun mulai berencana memperpanjang IUP sembari memaksimalkan potensi yang masih ada di lokasi tambang tersebut.

Dadik Kiswanto, Direktur PT Tunas Inti Abadi (TIA) selaku pengelola tambang batubara ABMM di Kalsel mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan perpanjangan IUP ke dinas pertambangan setempat hingga 2031. Perpanjangan tersebut hanya menambah masa berlaku IUP tambang batubara yang dikelola TIA, namun tidak sampai menambah luas area penambangan yang sampai saat ini mencapai 3.085 hektare.

Selagi IUP tersebut diurus, secara gradual jumlah produksi batubara ABMM di Kalsel akan terus berkurang. Hal ini sejalan dengan sisa cadangan batubara di sana yang tinggal 18 juta metrik ton. "Area penambangan makin kecil sehingga wajar kami perlu turunkan produksi di sini untuk tahun-tahun mendatang," kata Dadik kepada Kontan.co.id, Rabu (26/9).

Jika tahun ini produksi batubara di Kalsel ditargetkan mencapai 4,7 juta-4,9 juta metrik ton, maka tahun depan jumlahnya akan lebih rendah dari itu. Sebaliknya, produksi batubara ABMM di Aceh yang dikelola oleh cucu usahanya, PT Mifa Bersaudara akan semakin besar. Pasalnya, cadangan batubara di Aceh mencapai 250 juta metrik ton sementara IUP masih berlaku hingga 2027 mendatang.

Dadik juga tak menutup kemungkinan akan mencari area penambangan baru di wilayah Kalimantan dengan proses akuisisi. Namun, proses tersebut bukan perkara mudah mengingat syarat yang mesti dipenuhi cukup banyak. Misalnya, kandungan kalori batubara di tempat tambang yang menjadi incaran ABMM minimal mencapai 4.000 kcal/kg. Selain itu, lokasi tambang mesti strategis agar biaya produksi tidak membengkak.

Direktur Keuangan ABMM, Adrian Erlangga melanjutkan, walau produksi batubara di Kalsel akan menurun secara gradual, tempat tersebut dipastikan akan tetap produktif. Sebab, di tempat penambangan tersebut terdapat berbagai anak perusahaan ABMM yang menjalankan segmen bisnisnya masing-masing, seperti PT Citra Krida Bahari (CKB) yang menjalankan bisnis logistik terintegrasi.

Alhasil, pendapatan untuk ABMM tetap ada. "CKB bisa menawarkan bisnis logistik batubara ke pihak ketiga, karena tidak semua perusahaan batubara punya infrastruktur penunjang seperti itu," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×