kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuk simak, prospek reksadana pendapatan tetap


Senin, 03 April 2017 / 15:41 WIB
Yuk simak, prospek reksadana pendapatan tetap


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Reksadana Pendapatan Tetap diprediksi akan terus stabil, meski keadaan pasar global masih penuh ketidakpastian.

Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama menyebut, per tanggal 27 Maret 2017, rata-rata reksadana pendapatan tetap yang mayoritas dananya ditempatkan di obligasi ini, membukukan imbal hasil sebesar 3,5%. "Jadi sampai akhir tahun jika dihitung secara rata-rata industri bisa mencapai sekitar 6% - 7%," ujarnya.

Dia menegaskan, sentimen kenaikan rating oleh Standard and Poor's (S&P) tidak akan banyak berkontribusi positif dalam kinerja reksa dana pendapatan tetap. Menurut Edbert, rating hanya menunjukkan suatu penilaian. Selebihnya, kondisi fundamental yang akan menjadi acuan investor untuk menaruh duitnya di pasar modal Indonesia.

Adapun Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1 Tahun 2016 tentang investasi surat berharga negara bagi lembaga jasa keuangan non-bank, dinilai bakal mendongkrak kinerja reksa dana pendapatan tetap. Hal ini jugalah yang menjadi dasar perusahaan manajemen investasi meracik reksa dana pendapatan tetap.

PT Bahana TCW Investment Management, misalnya. Beberapa waktu lalu, perusahaan MI ini baru saja meluncurkan produk reksadana pendapatan tetap bertajuk Reksa Dana Bahana Pendapatan Tetap Bersinar.

Edward P. Lubis, Presiden Direktur PT Bahana TCW Investment Management bilang, permintaan produk reksadana pendapatan tetap semakin tinggi seiring adanya peraturan OJK tersebut.

Meski pasar tengah dibayangi ketidakpastian global terkait ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, pihaknya optimistis prospek reksadana pendapatan tetap bakal terus positif sepanjang tahun ini. "Kami cukup optimistis dan berhati-hati sekali untuk tetap mengalokasikan portofolio reksadana pada obligasi tenor menengah, bukan tenor pendek," kata Edward.

Dia memprediksi imbal hasil untuk produk reksadana tersebut mencapai 7% - 8% hingga akhir tahun. "Saat ini pengaruh sentimen global masih lebih dominan dibanding domestik," katanya.

Menurutnya, sentimen kenaikan suku bunga The Fed Amerika, pertumbuhan ekonomi dunia termasuk China dan Jepang, serta ekspektasi inflasi dunia yang mulai naik, seperti minyak, menjadi sentimen yang bakal mendominasi kinerja reksadana pendapatan tetap ke depan. 


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×