Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Bursa AS ditutup positif pada Rabu (30/3). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,9% menjadi 2.055,01. Ini merupakan posisi tertinggi sejak 30 Desember lalu.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,6% menjadi 17.633,11. Indeks Nasdaq bahkan mendaki lebih tinggi sebesar 1,7% akibat lompatan saham-saham berbasis teknologi. Sementara, indeks Russell 2000 melaju 2,7%, kenaikan tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Bursa AS sumringah setelah pimpinan The Fed Janet Yellen memberikan sinyal bahwa bank sentral AS akan lebih berhati-hati dengan langkah kebijakan kenaikan suku bunga acuan mengacu pada risiko global. Pernyataan tersebut mementahkan pendapat yang mendukung kenaikan suku bunga (hawkish) yang sebelumnya diutarakan oleh pimpinan The Fed lain.
"Yellen kembali menegaskan bahwa bank sentral akan lebih berhati-hati, dan market menemukan kenyamanan dari pernyataan tersebut. Tidak ada kejutan berarti tadi malam yang membuat pasar bergerak ke arah sebaliknya. Saat ini, investor bisa kembali mengacu pada data-data ekonomi dan kinerja emiten," papar Richard Sichel, chief investment officer Philadelpia Trust Co.
Sekadar informasi, indeks S&P sudah reli selama lima pekan berturut-turut sehingga menghapus seluruh penurunan di 2016. Jika dilihat dari posisi terendah dalam 22 bulan pada 11 Februari lalu, indeks acuan AS ini sudah melonjak 12%.
"Yellen ingin memberitahukan bahwa The Fed masih menjadi teman baik market, serta biaya pinjaman dan biaya modal masih akan rendah," jelas David Sowerby, portfolio manager Loomis Sayles & Co. Dia menambahkan, hal ini menjadi faktor utama penegerek pasar saham.
Saat berpidato pada acara Economic Club of New York, Yellen bilang, akan lebih bijaksana jika bank sentral berhati-hati dalam mengambil sebuah kebijakan. Apalagi, kondisi ekonomi dan finansial Amerika tidak sebaik bulan Desember saat The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.
Yellen juga mengatakan, perekonomian AS dan kondisi pasar tenaga kerja mulai membaik. Namun, dia mencemaskan mengenai lambatnya kemungkinan lenaikan suku bunga. Menurutnya, The Fed masih memiliki kemampuan untuk menetapkan kebijakan yang akomodatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News