kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Wall Street naik lebih dari 1% tapi mencatat kinerja kuartalan terburuk


Jumat, 30 Maret 2018 / 07:58 WIB
Wall Street naik lebih dari 1% tapi mencatat kinerja kuartalan terburuk
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Amerika Serikat (AS) menipiskan penurunan bulanan pada perdagangan hari terakhir kuartal pertama. Kamis (29/3), Dow Jones Industrial Average menguat 1,07% ke 24.103,11.

Indeks S&P 500 menguat 1,38% ke 2.640,87. Sedangkan Nasdaq Composite naik 1,64% ke 7.063,44.

Saham-saham teknologi yang tertekan dalam dua hari perdagangan sebelumnya akhirnya menguat. Harga saham Facebook, Apple, Alphabet, dan Microsoft naik antara 1%-4%. Indeks sektor teknologi pun menguat 1,7%.

Tapi, kenaikan di akhir kuartal ini tidak serta merta memperbaiki kinerja indeks secara kuartalan. Indeks S&P dan Dow Jones mencatat kuratal terburuk dalam dua tahun terakhir pada periode Januari-Maret ini.

Berdasarkan data RTI, indeks Dow Jones turun 2,68% sejak awal tahun. Sedangkan S&P 500 turun 2% pada periode yang sama. Indeks Nasdaq masih tercatat menguat 0,81% secara year to date.

Perang dagang, kenaikan suku bunga dan skandal data Facebook menjadi pemberat langkah pasar saham menjelang akhir kuartal pertama. "Orang-orang mengkhawatirkan kenaikan suku bunga. Inilah yang mendorong pasar ke arah volatilitas dan kita akan melihat volatilitas lebih banyak lagi selanjutnya," kata Mark Esposito, Presiden Esposito Securities LLC.

Pada Maret ini, investor global memangkas portofolio saham ke level terendah dalam empat bulan terakhir. Data polling Reuters ini pun menunjukkan bahwa kepemilikan investor atas saham-saham AS berada di level terendah dalam dua tahun terakhir.

Data ekonomi yang dirilis kemarin tak bnanyak mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga. Core personal consumption expenditure price index yang biasanya dipakai Federal Reserve sebagai acuan inflasi, naik 1,6% secara tahunan pada bulan Februari.

Angka ini sejalan dengan ekspektasi ekonom. Belanja konsumen mengontribusi dua pertiga ekonomi AS. Angka ini naik 0,2% pada bulan lalu, sama dengan besaran pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×