kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pekan depan, IHSG berpotensi disokong data domestik


Kamis, 29 Maret 2018 / 20:02 WIB
Pekan depan, IHSG berpotensi disokong data domestik
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (29/3) ditutup menguat 0,78% ke level 6.188,99, setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup di level 6.140,84.

Pada perdagangan hari ini, investor asing juga mulai mencatatkan net buy sebesar Rp 10,85 miliar. Namun, sepekan, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 3,51 triliun.

Sejumlah saham blue chip yang terjerat aksi jual, menyeret pergerakan IHSG. Diantaranya BBRI, TLKM, BBCA, BMRI, ASII, dan UNTR.

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, pergerakan indeks selama sepekan terakhir bergerak variatif. Menurutnya, koreksi indeks yang belakangan terjadi masih terbilang wajar. “Indeks tertekan karena sentimen perang dagang, untungnya tidak sampai tembus 6.085,” kata Nafan kepada KONTAN, Kamis (29/3).

Dia menyatakan, sentimen perang dagang juga sudah mulai mereda. Oleh karena itu, kondisi ekonomi global juga sudah mulai kondusif. Termasuk diantaranya sentimen geopolitik di kawasan Semenanjung Korea. “Ada upaya denuklirisasi,” katanya.

Selain itu, dari dalam negeri Bank Indonesia juga menjaga agar nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tetap terjaga. Saat ini, nilai tukar rupiah masih terjaga tidak lebih dari Rp 13.800 per dollar AS, karena adanya intervensi BI. “Ini merupakan sentimen positif yang bisa mempengaruhi indeks,” paparnya.

Nafan juga mencermati terobosan pemerintah seperti tax holiday yang bisa menjadi sentimen positif dalam dunia usaha.

Sedangkan pada pekan depan, secara teknikal, Nafan melihat adanya potensi rebound. “Sentimen positif bisa datang dari domestik seperti data inflasi dan indeks keyakinan konsumen (IKK),” lanjutnya.

Data-data tersebut berpotensi mempengaruhi arah gerak indeks. Selain itu, data cadangan devisa juga menarik untuk dicermati. Nafan berpendapat, akan ada penurunan cadangan, lantaran salah satunya karena sebelumnya BI melakukan intervensi terhadap rupiah. “Tapi cadangan devisa masih aman,” katanya.

Selain itu, sektor komoditas juga masih terlihat stabil. Dia menilai, indeks berpotensi rebound dengan support pada 6.085-6.055 dan resistance pada 6.293-6.335.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×