kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan Pasca Halving, Mengapa Harga Bitcoin Belum Naik Signifikan?


Minggu, 28 April 2024 / 18:03 WIB
Sepekan Pasca Halving, Mengapa Harga Bitcoin Belum Naik Signifikan?
ILUSTRASI. Hampir seminggu pasca Bitcoin halving keempat, belum berdampak signifikan terhadap kenaikan harga Bitcoin saat ini.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seminggu pasca Bitcoin halving keempat, belum berdampak signifikan terhadap kenaikan harga Bitcoin saat ini.

Berdasarkan CoinmarketCap, pada Minggu (28/4) harga BTC hanya berada di level US$ 63.724 atau hanya naik 1,31%. Sedangkan dalam sepekan, harga Bitcoin naik tipis 1,4%, dan dalam sebulan tergerus 7,6%.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, beberapa hari pasca Bitcoin halving, BTC kehilangan lebih dari 3%. Dia menilai, Bitcoin hingga saat ini cenderung turun atau stagnan akibat ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 120 juta pada Rabu (24/4).

“Sekaligus melampaui inflow dua hari perdagangan sebelumnya, yakni dengan inflow sebesar US$ 31,6 juta pada Selasa (23/4) dan inflow sebesar US$ 62,2 juta pada Senin (22/4),” ujar Panji saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (27/4). 

Baca Juga: Efek Halving Bitcoin Baru Akan Terasa dalam Waktu Dua hingga Tiga Bulan ke Depan

Menurutnya, harga Bitcoin yang cenderung turun pasca halving sangat wajar terjadi, di tengah market yang wait and see menantikan beberapa data ekonomi penting pada pekan ini dan pekan depan. 

Meski demikian, dia mengatakan, korelasi antara Bitcoin Halving dengan pergerakan harga BTC selalu berakhir positif beberapa bulan pasca halving, jika melihat histori dari peristiwa di tiga halving sebelumnya.

Panji menyebutkan, pada halving ketiga di tahun 2020, Bitcoin bergerak di sekitar US$ 8.675, di halving ketiga Mei 2020, dan enam bulan setelah halving ketiga tersebut atau pada Oktober 2020, Bitcoin sempat mencapai harga US$ 14,028. Selanjutnya, pada pertengahan April 2021, Bitcoin menguat lebih 4,5 kali lipat menjadi US$ 63.800.

Namun demikian, dia mengatakan, Bitcoin halving keempat ini telah diramaikan oleh aksi positif dari institusi keuangan yang telah membuka akses likuiditas masuk ke pasar kripto melalui perdagangan ETF Bitcoin, yang telah dibuka di AS sejak 11 Januari 2024 dan selanjutnya ETF Bitcoin dan Ethereum di Hongkong yang akan diluncurkan pada 30 April 2024. 

“Tentu, hal tersebut akan menjadi sentimen yang positif kedepan untuk kembali mendongkrak harga Bitcoin untuk kembali mencetak harga tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan,” ungkapnya. 

Panji mengatakan, secara teknikal Bitcoin berpotensi akan menguji support terdekatnya di sekitar level US$ 58.000 - US$ 60.000. Meski demikian, dia memprediksi bahwa market kripto dapat kembali bullish pada kuartal 4 2024, dengan proyeksi harga melampaui US$ 80.000.

“Dilihat juga secara data dari 2013 - 2023 performa Bitcoin pada kuartal 4, rata rata akan ditutup naik di atas 80%,” ulasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×