kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,56   -6,79   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor perkebunan dan properti belum bangkit


Jumat, 14 Juli 2017 / 11:24 WIB
Sektor perkebunan dan properti belum bangkit


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) tumbuh 10,02%. Sektor finansial dan industri dasar dan kimia menjadi pendorong terkuat IHSG.

Sektor finansial mencetak pertumbuhan 17,83%. Sektor industri dasar dan kimia tumbuh 15,22%. Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tumbuh 12,81%.

Sektor manufaktur tumbuh 9,52%, barang konsumen tumbuh 8,45%, dan sektor aneka industri tumbuh 7,22%. Sektor perdagangan, jasa dan investasi tumbuh 5,44%, diikuti sektor pertambangan yang naik 2,42%.

Tapi, masih ada dua sektor yang memerah, yakni sektor perkebunan yang melorot 4,04% serta sektor properti, real estate dan konstruksi yang merosot 5,18%.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani bilang dari awal tahun hingga kemarin, kenarikan rata-rata harga saham perbankan berkapitalisasi besar sebesar 24,70%. Penguatan yang terjadi pada mayoritas emiten tersebut didukung oleh perbaikan kinerja. Paling baru ada BBNI yang mencetak pertumbuhan laba cukup tinggi. "Sama halnya dengan BBRI, SMMA, BDMN, dan PNBN," ujar Riska kepada KONTAN, kemarin.

Menurut Riska, pertumbuhan sektor perbankan tidak terlepas dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I, seiring dengan inflasi yang terjaga dan rupiah yang stabil. Selain itu perbaikan rasio non performing loan masing-masing bank turut menjadi sentimen positif. Pencadangan tidak akan menggerus laba bersih seperti yang sebelumnya terjadi pada BMRI dan BNLI.

Untuk sektor infrastruktur, penguatannya didorong oleh belanja infrastruktur pada APBN 2017 sebesar Rp 387.3 triliun yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan jalan, jembatan, bandara, pelabuhan laut, jalur kereta api dan terminal penumpang.

Adapun saham TLKM merupakan kontributor terbesar yaitu sebesar 57,12%. Kenaikan saham TLKM ini sangat mempengaruhi performa sektor infrastruktur. Harga saham TLKM naik 16,09% sejak awal tahun. Meningkatnya harga saham TLKM sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih TLKM pada kuartal pertama masing-masing 13% dan 46%.

Sedangkan analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama bilang, marketing sales masing-masing emiten sektor properti belum menunjukkan perkembangan yang berarti lantaran investor masih wait and see.

Adapun kondisi pada sektor riil masih belum kondusif yang ditandai dengan melemahnya daya beli masyarakat pada sektor ini. "Hal ini menyebabkan kinerja para emiten properti belum membaik," ujar Nafan.

Penahan pertumbuhan sektor perkebunan terutama adalah harga komoditas CPO. Harga CPO sempat menurun, bahkan sempat menyentuh ke level RM 2.400 per ton pada April, Mei, dan Juni. Pelemahan harga terjadi karena penurunan permintaan CPO. Apalagi terdapat beberapa negara yang mengurangi impor CPO dari Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×