kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   5,16   0.56%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saatnya menanam dana di saham


Senin, 22 Januari 2018 / 09:48 WIB
Saatnya menanam dana di saham
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia - IHSG


Reporter: Danielisa Putriadita, Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang menilai ketidakpastian akan mewarnai pasar modal di 2018. Maklum, tahun ini ada pelaksanaan pilkada serentak. Sentimen global juga banyak yang bikin deg-degan. Di awal tahun ini saja, ada sentimen shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Toh, pelaku pasar modal meyakini prospek investasi reksadana tahun ini masih cerah. Beben Feri Wibowo, Analis Pasardana, mengatakan, industri reksadana tahun ini akan positif seiring fundamental ekonomi yang membaik. Prediksi dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berkisar 5%-5,3%.

Menurut Beben, pemerintah akan menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun ini karena kesempatan untuk menurunkan suku bunga sempit. "Tahun ini jadi momentum presiden untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi di akhir masa kerjanya, hal tersebut dapat menjadi sentimen positif," kata Beben, Jumat (19/1).

Penyelenggaraan Asian Games juga bakal menggerakkan ekonomi. Prospek investasi reksadana semakin menarik dengan peluang kenaikan rating utang dari lembaga pemeringkat internasional.

Menurut Beben, Standard & Poor's berpeluang menaikkan rating investasi Indonesia. Dengan prediksi kondisi ekonomi yang positif, reksadana bisa menjadi pilihan investasi yang menarik dan memberi imbal hasil tinggi.

Tapi, industri reksadana juga berpeluang terkena sentimen negatif potensi gagal bayar surat utang Yunani. Menurut Beben, potensi gagal bayar ini muncul setiap tiga tahun sekali.

Sekadar mengingatkan, sentimen Yunani juga terjadi di 2015 dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan. "Apakah sentimen utang Yunani ini akan muncul di tahun 2018 atau tidak, ini yang jadi tantangan bagi kita," kata Beben.

Tantangan lainnya yang bisa menekan pasar reksadana adalah kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) sebanyak tiga kali pada tahun ini. Lalu, efek reformasi pajak di AS juga berpotensi menarik keluar dana asing dari pasar domestik.

Reksadana saham

Investasi reksadana mampu memberikan imbal hasil yang menarik. Data Infovesta Utama memperlihatkan, reksadana saham mampu memberi imbal hasil 11,25% tahun lalu, paling tinggi dibanding jenis reksadana lain. Sedangkan rata-rata imbal hasil reksadana pendapatan tetap mencapai 10,72%, reksadana campuran 9,52% dan reksadana pasar uang 4,48%.

Tahun lalu, sebenarnya kinerja reksadana pendapatan tetap sempat lebih unggul di awal tahun. Namun rekor IHSG di akhir tahun berhasil mengangkat kinerja reksadana saham. Cuma, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana meragukan kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini sama dengan tahun lalu.

Pasalnya, tingkat inflasi dan suku bunga acuan Indonesia sudah rendah dan peluangnya untuk turun lagi menjadi terbatas. Dus, Wawan memperkirakan, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap hanya berada di kisaran 6%–7% tahun ini.

Sementara, pertumbuhan IHSG diperkirakan mencapai 10% pada tahun ini. "Kalau kita lihat di November tahun lalu, rata-rata return reksadana saham bisa mengekor IHSG, maka target imbal hasil reksadana saham juga 10%," kata Wawan.

Jalaludin Miftah, Vice President Marketing Communication Narada Kapital Indonesia, melihat 2018 sebagai tahun saham. Meski ada sentimen ketidakpastian di tahun politik, tapi ia yakin kinerja saham dan reksadana saham tetap akan tumbuh pada tahun ini. "Tahun lalu, saham perbankan menjadi juara. Pada tahun ini, bisa jadi, saham konstruksi, ritel atau konsumer yang menggerakkan pasar," kata dia kepada KONTAN.

Beben juga memperkirakan reksadana saham akan kembali mencatatkan kinerja tertinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya di tahun ini. "Fundamental yang positif ini menjadi pertimbangan mengapa di tahun 2018 reksadana saham bisa kembali unggul," kata Beben.

Prediksi dia, rerata imbal hasil reksadana saham di tahun ini bisa mencapai 11,07%. Sementara, return reksadana campuran diperkirakan 9,47% dan reksadana pendapatan tetap 7,98%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×