kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah melemah di awal pekan jadi 13.186/dollar AS


Senin, 25 Mei 2015 / 10:24 WIB
Rupiah melemah di awal pekan jadi 13.186/dollar AS
ILUSTRASI. Gokana hadirkan promo Super Sale 12.12 dengan 4 promo berbeda sekaligus, hingga 17 Desember 2023


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di awal pekan ini. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menunjukkan, pada Senin (25/5), rupiah berada di kisaran 13.186 per dollar AS. 

Nilai rupiah tersebut turun 50 bps, atau 0,15% dari posisi di akhir pekan sebelumnya di kisaran 13.136 per dollar AS. Sementara di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, rupiah melemah 0,14% dari 13.158 per dollar AS pada Jumat (22/5) menjadi 13.177 per dollar AS pada Senin (25/5).

Pelemahan rupiah hari ini sudah diprediksi sebelumnya. Apalagi mata uang Garuda memang tertekan dari dua sisi: domestik dan eksternal.

Research and Analyst Divisi Treasury BNI Trian Fatria mengatakan, rupiah rentan tertekan pada awal pekan ini. Maklum, permintaan dollar di dalam negeri akan semakin besar jelang akhir bulan. 

Secara eksternal, dollar juga kian kokoh setelah inflasi tahunan AS hingga April 2015 mencapai 1,8%. Angka ini mendekati target inflasi yang dipatok bank sentral AS sebesar 2% sehingga jadi amunisi mengerek suku bunga tahun ini. 

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih juga memperkirakan rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan menuju kisaran Rp13.160-Rp13.180 per USD.

Dia bilang isu ekonomi yang mempengaruhi pergerakan pasar hari ini adalah realisasi Penyeertanaan Modal Negara (PNM) sampi 15 Mei masih nol.Pemerintah belum merealisasikan PNM dikarenakan payung hukum yang belum siap.

Sementara dari eksternal, Gubernur the Fed Janet Yellen mensinyalkan kenaikan FFR tetap tahun ini dan kemungkinan dilakukan pada bulan September 2015 kendati angka inflasi AS masih dibawah target 2%.

"Dengan kemungkinan kenaikan pada September 2015, kami perkirakan the Fed hanya menaikkan 25 bps hingga akhir tahun sebagai upaya menjaga kredibilitas dan konsistensi atas rencana kebijakan ini." kata Lana dalam risetnya, Senin (25/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×