kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rights issue, Danareksa jadi standby buyer SIAP


Rabu, 16 April 2014 / 16:39 WIB
Rights issue, Danareksa jadi standby buyer SIAP
ILUSTRASI. Edric Chandra, Program Initiator DSC 12 menjelaskan kompetisi Diplomat Success Challenge ke 12


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Sekawan Intiprima Tbk (SIAP) tengah berancang-ancang untuk merealisasikan rencana korporasinya. Jika tidak ada aral melintang, dokumen rencana aksi korporasi perseroan akan sampai ke meja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan depan.

SIAP berencana menambah modal dasar agar bisa melancarkan rencana rights issue bernilai jumbo. Eagle Capital bertindak sebagai penasihat (advisor) dari pemegang saham utama SIAP.

Ada hal yang menarik dari aksi korporasi ini, khususnya terkait pembeli siaga rights issue SIAP. Kabarnya, ada tiga pihak yang ada dalam daftar calon pembeli siaga. Salah satunya adalah BUMN.

"Danareksa kemungkinan yang akan jadi standby buyer," ujar Erry Firmansyah, salah satu pentolan Eagle Capital, Rabu (16/4).

Namun, ia tidak menjelaskan apakah yang dimaksud PT Danareksa (persero) atau PT Danareksa Sekuritas. Marciano Herman, Presiden Direktur Danareksa Sekuritas belum menjawab panggilan dan pesan singkat KONTAN.

SIAP berniat menerbitkan 28,2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun, harga rights dibanderol Rp 200 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 5,64 triliun dari hajatan ini.

Dana dari perhelatan rights issue ini akan digunakan guna mengakuisisi RITS Bentures Limited. Nilai akusisi mencapai Rp 5,58 triliun.

Namun, sebelum menggelar rights issue, SIAP akan mengajukan penambahan modal dasar. Pasalnya, hingga Desember 2013, modal dasar SIAP hanya Rp 135 miliar atau sebanyak 1,35 miilar saham.

Total modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 600 juta saham atau Rp 60 miliar. Maka, jumlah saham portepel SIAP hanya 750 juta saham atau senilai Rp 75 miliar. Jadi tidak mungkin rights issue senilai Rp 5,64 triliun dilakukan tanpa dilakukan penambahan modal.

Tidak tanggung-tanggung, manajemen SIAP berniat menambah modal sebanyak 98,65 miliar. Saham itu memiliki nilai nominal Rp 100 per saham, sehingga modal dasar SIAP menjadi Rp 9,86 triliun.

Asal tahu saja, RITS merupakan perusahaan investasi berbasis di British Virgin Island, salah satu pemilik PT Wana Bara Prima Coal, induk PT Indo Wana Bara Mining Coal. Pemilik Wana Bara Prima lainnya adalah Reinner Abdul Rachman Latief dan Rendy Diego Soedarjo.

Reinner, yang merupakan mantan petinggi PT Lapindo Brantas Inc., mengempit 3,89% saham Wana Bara. Sedangkan Rendy menguasai 1,11%. Adapun sisanya dimiliki RITS melalui Golden View Offshore Inc.

Indo Wana Bara memiliki konsesi izin usaha pertambangan (IUP) seluas 5.000 hektare (ha) di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Berdasarkan laporan keuangan Indo Wana Bara per September 2012, Reinner menjabat sebaga Komisaris Utama di perusahaan batubara itu.

Sebelum bermanuver, SIAP harus mengantongi restu dari para pemegang saham. Perseroan berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUSPLB)pada 17 April 2014 mendatang.

Per Desember 2013, pemegang saham utama SIAP terdiri dari PT Graha Sakti Cemerlang, PT Graha Sakti Prima, dan PT Antaboga Delta Sekuritas.

Masing-masing mengempit 36%, 24%, dan 12,83%. Sisanya, 27,17% milik publik. Sebelumnya RITS sudah berupaya melakukan hal serupa melalui PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), namun gagal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×