Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Anjloknya harga jual batubara sepanjang tahun lalu membuat PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengerem ekspansinya. ADRO merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih kecil sepanjang kegiatan bisnisnya di tahun 2013.
Mengutip rilis resmi perusahaan, (11/3), realisasi capex ADRO tahun lalu turun 66% menjadi AS$ 165 juta dari sebelumnya US$ 485 juta. Penurunan tersebut merupakan dampak dari inisiatif manajemen untuk mengerem pembelian alat berat.
Setidaknya, penghematan capex tersebut juga membuat beban keuangan ADRO menjadi lebih ringan. Hingga tutup buku 2013, utang bersih ADRO turun 21% menjadi US$ 1,54 juta dari sebelumnya US$ 1,94 juta. Berarti, rasio utang terhadap ekuitas atau DER ADRO juga mengalami penurunan menjadi 0,48 kali dari sebelumnya 0,65 kali.
Pembelian alat berat dihentikan, tapi kapasitas produksinya ditingkatkan. Peningkatan kapasitas produksi ini juga merupakan salah satu siasat emiten batubara untuk menghadapi tekanan harga jual batubara global.
Alhasil, ADRO mencatat kenaikan volume produksi batubara 11% menjadi 52,3 metrik ton dari sebelumnya 47,2 metrik ton. Ini merupakan rekor angka tertinggi produksi tahunan ADRO. Sementara, volume penjualan ADRO naik 10% menjadi 53,5 metrik ton dari sebelumnya 48,6 metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News