kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPP genjot ekspansi berbekal dana murah


Kamis, 07 Maret 2013 / 22:49 WIB
PTPP genjot ekspansi berbekal dana murah
ILUSTRASI. BKN kembali umumkan jadwal terbaru tes SKD CPNS Tilok Luar Negeri. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras.


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Banjir proyek infrastruktur pemerintah di tahun 2013, menjadi peluang bagi PT PP Tbk (PTPP) untuk menggenjot kinerjanya. Demi mengamankan struktur pendanaan, emiten ini akan merilis obligasi berkelanjutan senilai total Rp 1 triliun.

Di tahap awal, PTPP bakal lebih dulu menerbitkan obligasi senilai Rp 700 miliar dengan tenor lima tahun. Berbekal peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), PTPP menawarkan kupon 8% hingga 9%.

Dana obligasi ini akan mereka alokasikan seluruhnya untuk ekspansi usaha. Perinciannya, sebesar 40% untuk sektor konstruksi, sedangkan sisanya akan dibagi rata untuk pembiayaan usaha enggineering procurement and construction (EPC) dan properti.Obligasi ini jelas berbeda dengan utang-utang sebelumnya yang bersifat pembiayaan kembali utang (refinancing).

Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda menghitung, obligasi Rp 1 triliun itu akan menaikkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) PTPP menjadi 1,5 kali dari sebelumnya di bawah 1 kali. DER ini cukup tinggi, karena umumnya DER wajar ada di level 1 kali.

Namun, jika menelisik arus kas perusahaan, Thendra melihat, PTPP tak akan kesulitan untuk membayar bunganya. Proyeksi earning before interest and tax (EBIT) PTPP dibandingkan total biaya bunga (interest expense) mencapai 3,2 kali. "Dari hitungan ini, kas perusahaan masih bisa membayar bunga," ujar Thendra.

Pemilihan waktu penerbitan obligasi juga dipandang tepat mengingat tren suku bunga masih rendah. Dus, PTPP mendapat poin positif lantaran sudah mengamankan belanja modal (capex) sebelum suku bunga beranjak naik.

Sementara, analis Buana Capital, Aurelia Barus mencatat, bisnis EPC memberi margin kotor 12%-13% dan lini properti mencapai 23%. Sementara bisnis konstruksi, margin kotornya 8%-9%. Melihat hal itu, tentu obligasi ini kelak menyumbang manfaat besar bagi kinerja PTPP.

Tapi, kata Aurelia, utang baru itu akan memotong margin PTPP karena beban bunga bertambah. Cuma, pertumbuhan pendapatan jangka panjang PTPP bisa mengimbangi penurunan margin. Dalam hitungan dia, interest expense PTPP mencapai Rp 180 miliar. Jika ditambah obligasi tahap awal, interest expense-nya bertambah 30% lagi.

Analis OSK Securities, Aphrodita Kasih dalam risetnya menghitung, tambahan obligasi baru menyebabkan total utang PTPP naik jadi Rp 2,6 triliun. DER-nya pun terkerek ke level 1,4 kali.

Thendra memperkirakan, pendapatan PTPP tahun ini naik 16,2% menjadi Rp 9,35 triliun, dari target tahun 2012 Rp 8 triliun. Sementara, laba bersihnya diperkirakan tumbuh 13,7% dari Rp 290 miliar menjadi Rp 330 miliar. Adapun, Aphrodita memprediksi, pendapatan PTBA tahun ini akan naik 21,4% menjadi Rp 10,2 triliun dengan laba berish naik 11,3% menjadi Rp 325 miliar.

Ketiga analis merekomendasikan beli sagam PTPP. Aurel memberi target harga Rp 1.060 dengan PER 2013 sebanyak 15,5 kali. "Jika dibandingkan WIKA yang sudah 21 kali, PER PTPP masih menarik," tuturnya.

Sedangkan target Thendra  ada di Rp 1.100 dengan PER 12,8 kali. Aphrodita memasang target harga di Rp 1.200 dengan PER 12,1 kali. Hari ini, harga PTPP naik 1,04% ke Rp 970 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×