kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Kinerja Reksadana Saham Masih Positif di Tahun Ini


Selasa, 07 Mei 2024 / 06:34 WIB
Prospek Kinerja Reksadana Saham Masih Positif di Tahun Ini
ILUSTRASI. Prospek kinerja reksadana saham di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana saham dinilai masih menarik di tengah terjadinya tekanan kinerja. Ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu pendorongnya.

Berdasarkan data Infovesta, return reksadana saham di April 2024 sebesar -5,02%. Secara kumulatif, sejak awal tahun (Ytd) return yang dihasilkan -4,41%, , di tengah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak pertumbuhan 0,56%.

CEO PT Pinnacle Persada Investama alias Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan, pelemahan di April akibat volatilitas pasar yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, terutama dari Iran-Israel.

Sementara itu, kalahnya kinerja reksadana saham dibanding IHSG karena beberapa saham yang nilainya terjaga, tetapi memiliki free float yang masih sedikit. "Contohnya kenaikan harga CUAN, BREN, dan BYAN, tetapi dari tingkat 'real liquidity' di bawah BBCA, BMRI, dan TLKM.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Tertekan, Masih Menarik untuk Investasi Jangka Panjang?

Oleh sebab itu, Guntur menilai bahwa secara jangka panjang prospek kinerja reksadana saham masih cukup baik. "Namun tentunya akan sangat tergantung pada kondisi pasar dan faktor-faktor eksternal lainnya, termasuk juga dari strategi investasi yang diterapkan oleh manajer investasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (6/5).

Adapun salah satu sentimen yang dapat mendukung kinerja reksadana saham di tahun ini apabila the Fed memangkas suku bunganya. Menurutnya, hal tersebut berpotensi menarik dana asing masuk kembali ke Indonesia.

Selain itu, juga apabila tidak ada kondisi geopolitik yang semakin memburuk. "Sebab sejauh ini kondisi domestik makro dan perekonomian Indonesia cukup resilient, dan jika berlanjut tentunya diharapkan ada pertumbuhan GDP yang juga bisa menjadi katalis positif," paparnya.

Sejalan dengan industri, Guntur menyebut sejumlah produk reksadana saham milik Pinnacle, seperti Pinnacle FTSE Indonesia Index ETF, Pinnacle Core High Dividend ETF, dan juga Pinnacle Strategic Equity Fund mengalami koreksi. Namun, ia menegaskan kinerjanya masih lebih baik dibandingkan dengan indeks reksadana saham, indeks LQ45, dan IHSG.

Adapun strategi Pinnacle dalam mengelola reksadana sahamnya dengan manajemen risiko portfolio yang terintegrasi. "Juga dengan proses investasi kami terus dapat disesuaikan sesuai dengan kondisi pasar yang dinamis," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×