kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguasa bursa terus bertambah


Rabu, 14 Februari 2018 / 07:00 WIB
Penguasa bursa terus bertambah


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bullish pasar saham turut 'menggendutkan' kapitalisasi pasar emiten di Bursa Efek Indonesia. Kini, emiten raksasa yang mencetak kapitalisasi pasar lebih dari Rp 100 triliun bertambah menjadi 12 emiten.

Berdasarkan data Bloomberg, saat ini ada 12 emiten dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun. Ada dua nama baru, yakni Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dan United Tractors (UNTR). Kapitalisasi pasar TPIA saat ini Rp 119,04 triliun, melompat 75% dibandingkan posisi 30 Desember 2016 senilai Rp 67,88 triliun. Sedang kapitalisasi pasar UNTR naik 81% jadi Rp 143,98 triliun.

Adapun sebanyak 10 emiten lainnya cukup familiar. BBCA masih mendominasi dengan kapitalisasi Rp 581,24 triliun. Di posisi kedua ada HMSP dengan kapitalisasi Rp 562,98 triliun. Kemudian BBRI memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 457,61 triliun.

TPIA mencuri perhatian. Perlahan tapi pasti, kapitalisasi pasar anak usaha BRPT ini masuk kategori emiten berkapitalisasi jumbo.

Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, ada sejumlah faktor yang jadi pemicu. "Valuasi saham TPIA masih murah," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).

Price earning ratio (PER) saham TPIA saat ini 4,5 kali. Paling mudah membandingkannya dengan PER IHSG yang sudah 15,4 kali.

Dengan valuasi murah, potensi kenaikan harga sahamnya masih lebar. Sehingga investor banyak memburu TPIA. Hal ini juga didukung kinerja TPIA yang melonjak dibandingkan sebelum 2016. "TPIA juga mulai membagikan dividen," kata Frederik.

Ini yang menjadi pemanis di mata investor. Pada Mei 2017, TPIA menebar dividen tunai US$ 150 juta atau 50% dari laba bersih. Pada Oktober 2017, emiten ini kembali menebar dividen interim 23,04% dari laba bersih.

Ada perhitungan sederhana untuk membaca prospek TPIA. Bandingkan saja dengan Lotte Chemical Titan (FPNI) yang meraih pendapatan US$ 343,76 juta atau hanya 20% dari pendapatan TPIA. Ini mengindikasikan TPIA masih memiliki kekuatan untuk menjadi pemimpin pasar di industrinya.

Untuk UNTR, sentimennya  adalah terdorong harga komoditas batubara yang menghangat. Analis menilai, kinerja UNTR, terutama dari sisi penjualan alat berat, berpotensi melampaui target. "Ada backlog permintaan alat berat yang cukup besar selama sekitar enam bulan," ungkap analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Franky Rivan, dalam riset pada 31 Januari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×