kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pasar sudah antisipasi bunga The Fed naik


Senin, 19 Maret 2018 / 11:25 WIB
Pasar sudah antisipasi bunga The Fed naik
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pertemuan The Fed pada pekan ini akan menentukan arah pasar modal global, termasuk Indonesia. The Fed bakal menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 Maret. Salah satu agenda yang dinantikan pasar adalah penetapan suku bunga acuan alias Fed Fund Rate.

Pelaku pasar optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound merespons pertemuan The Fed. Di saat yang hampir bersamaan, pada 21-22 Maret, Bank Indonesia dijadwalkan menggelar rapat.

Saat ini, probabilitas kenaikan bunga The Fed sudah di atas 90%. Apalagi, median survei Bloomberg terhadap 93 ekonom menyimpulkan, bunga acuan The Fed bakal naik 25 basis poin jadi 1,5%–1,75%.

"Seharusnya bunga AS Maret sudah mulai naik," ungkap Head of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan. Ini dengan asumsi The Fed akan menaikkan bunga tiga kali tahun ini.

Sejauh ini, pasar sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan. Berdasarkan data historikal, tahun lalu ketika bunga The Fed naik sebanyak tiga kali, pasar saham Indonesia positif. Bahkan, IHSG sepanjang tahun lalu tumbuh 20% (lihat Harian KONTAN, Senin 19 Maret 2018).

Saat ini, pasar perlu mencermati respons BI. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra belum melihat ada alasan mendesak bagi BI menaikkan BI 7-day repo rate bulan ini.

Ini diukur dari inflasi dua bulan pertama yang masih aman. Pada Januari inflasi 3,25% dan Februari 3,18%.

Meski rupiah melemah, Aditya menilai kurs rupiah sudah priced in dengan rencana kenaikan bunga The Fed. Krishna menilai, posisi rupiah tak mencemaskan selama belum menembus Rp 14.000 per dollar AS. Belum lagi, pemerintah mendorong pertumbuhan kredit. Dua bulan pertama 2018, penyaluran kredit terbilang belum moncer. Oleh karena itu, BI diprediksi akan menahan suku bunga acuan.

Di jangka pendek, kenaikan bunga The Fed akan berefek ke pasar finansial, termasuk rupiah dan saham. Investor sebaiknya melirik saham berkapitalisasi besar dengan valuasi rendah. Aditya memprediksi IHSG pekan ini bergerak di rentang 6.100-6.400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×