kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasabah Golden Traders Syariah resah


Kamis, 28 Februari 2013 / 08:33 WIB
Nasabah Golden Traders Syariah resah
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja dengan alat berat di pabrik kelapa sawit PT Pinago Utama Tbk (PNGO).


Reporter: Teddy Gumilar, Dina Farisah, Agus Triyono, Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Jangan silau dengan isi brosur! "Harga emas di pasar turun, customer tidak rugi. Harga emas di pasar naik, customer lebih untung." Begitulah promosi PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) kala memburu nasabah. Saat harga emas tertekan, seharusnya nasabah GTIS tak perlu cemas.

Kenyataan tak seindah isi brosur. Kini para nasabah emas GTIS ketir-ketir. Harga emas anjlok 12,17% sejak GTIS mendapat predikat syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Agustus 2011.

Ditambah lagi, beredar kabar bahwa pemilik GTIS, Taufiq Michael Ong menghilang dari Indonesia. Apesnya, bonus rutin yang mengalir dari rekening GTIS pun, sejak Senin (25/2) mulai mampet.

Seorang nasabah GTIS yang menghubungi KONTAN mengaku kesulitan mengambil dananya. "Ada satu invoice saya yang seharusnya jatuh tempo hari ini (Rabu), tapi kata agen saya tak bisa karena rekening di GTIS sudah kosong," ujar ibu rumah tangga yang mengaku bernama Tuti ini. Ia mengaku, sangat percaya dengan investasi emas itu karena GTIS membawa nama MUI.

Informasi dari nasabah GITS menyebut, dana di rekening GTIS hanya tersisa sedikit. Dana tersebut sudah dibekukan agar tidak dapat ditarik si pemilik, Michael Ong.

Nah, Komisaris GTIS, Dato Zahari Sulaiman dikabarkan akan datang dari Malaysia, hari ini, bertemu dengan MUI dan menyelesaikan masalah nasabah. Sebab kabarnya, dana nasabah GTIS mencapai sekitar Rp 10 triliun.

Ketua MUI Ma'ruf Amin yang menjabat Pengawas dan Penasihat GTIS ogah berkomentar soal kabar kaburnya Michael Ong dan nasib nasabah GTIS. "Saya sedang di Mekkah," tutur dia.

Jafrianto Wiza, Marketing Executive Senior PT Golden Traders Indonesia pun tak mau berkomentar. Ahmad, salah satu agen penjualan produk investasi GTIS pun demikian. "Saya mau mencari tahu dulu," kata Ahmad.

Dua orang karyawan cabang GTIS di lantai I Mall Taman Anggrek juga menolak memberikan keterangan. "Kalau mau tahu, hubungi saja kantor pusat kami," kata karyawan tersebut.

Informasi mengenai nasib dana nasabah GTIS kian tak jelas. Terlebih, situs GTIS http://www.goldentradersinternational.com/, kini sama sekali tak bisa diakses.

Petinggi Partai Demokrat dan Ketua DPR, Marzuki Alie, mengaku tak tahu menahu keberadaan Michael Ong. Lo, apa hubungannya Marzuki dan GTIS?
Asal tahu saja, Marzuki disebut-sebut sebagai penasihat GTIS. "Sebagai penasihat itu tidak ada dalam struktur perusahaan," kata Marzuki (www.kontan.co.id, Juni 2012). Nama dan foto Marzuki terpampang di situs resmi GTIS dan materi promosi GTIS. Dia juga yang meresmikan cabang GTIS Taman Anggrek Jakarta, tahun 2011.

Dalam wawancara dengan KONTAN, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin juga menyebut Marzuki Alie adalah penasihat di GTIS (Tabloid KONTAN, edisi 18−24 Juni 2012).

Kini, ketika menyeruak kabar tak sedap tentang GTIS, Marzuki menepis keterlibatannya. "Dalam bisnis mana ada jabatan penasihat. Saya tidak ada kaitan dengan bisnis mereka," tandas Marzuki.

Anggota Satgas Waspada Investasi dari Bareskrim Mabes Polri, Martireni mengaku belum menerima laporan soal investasi emas GTIS. "Kami tak bisa menyatakan perusahaan itu bermasalah jika tidak ada laporan," tutur Martireni. Ia menyarankan nasabah yang merasa dirugikan segera melapor ke satgas ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×