kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,87   5,12   0.57%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nafas euro ada, tapi belum kuat


Rabu, 25 Januari 2012 / 07:50 WIB
Nafas euro ada, tapi belum kuat
ILUSTRASI. Xi Jinping dan Tentara Pembebasan Rakyat China


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kurs euro masih punya peluang menguat terhadap sejumlah mata uang asing. Sebelumnya, euro (EUR) sempat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (USD) didorong oleh sentimen positif lelang obligasi sejumlah negara Eropa yang laris. Namun, energi penguatan EUR masih terhadang masalah Yunani.

Saat ini, pelaku pasar menanti perkembangan restrukturisasi utang Yunani. Mengutip Reuters, para menteri keuangan di Zona Euro, Senin (23/1), menolak kesepakatan obligasi baru Yunani, karena negara ini belum siap untuk membayar kupon lebih tinggi dari 3,5%.

Yunani dengan persetujuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa menawarkan kupon obligasi baru sedikit di atas 3,5%. Namun, para investor swasta pemegang obligasi itu menolak dan meminta kupon minimal 4%. "Penyelesaian jadi terkatung-katung lagi," Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures. Hal ini membuat laju penguatan EUR terhadap USD menjadi tersendat.

Potensi penguatan EUR jika dipasangkan dengan poundsterling (GBP) juga masih ada namun tidak kuat. Ariston Tjendra, Analis Monex Investindo Futures, melihat, pasca lelang obligasi sejumlah negara Uni Eropa yang laris, EUR terus menguat. Cuma, laju penguatan EUR terhadap GBP masih rentan.

Menurut Ariston, pelaku pasar masih menanti hasil pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa pada akhir bulan ini. Dia memperkirakan, volatilitas euro cenderung tinggi menjelang pelaksanaan KTT Uni Eropa nanti.

Sementara itu, EUR pun masih akan menunjukkan dominasinya terhadap yen Jepang (JPY). Bank Sentral Jepang (BOJ) tetap mempertahankan suku bunga rendah di level 0,1%. Selain itu pemerintah Jepang juga memangkas prospek ekonomi dari 0,4% menjadi 0,3%.

Menurut Suluh Wicaksono, analis Askap Futures, langkah yang di ambil BOJ itu membuat yen Jepang melemah. Alhasil, peluang EUR menguat terhadap yen Jepang juga masih terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×