kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minim sentimen, nilai tukar euro loyo


Jumat, 12 Januari 2018 / 07:30 WIB
Minim sentimen, nilai tukar euro loyo


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs euro terhadap mata uang dunia lain tidak banyak bergerak belakangan ini. Pasalnya, tidak ada sentimen yang cukup kuat mendorong mata uang Eropa ini. 

Kamis (11/1), pasangan EUR/USD terkoreksi 0,02% ke level 1,1945. Sementara itu, EUR/GBP berhasil terangkat 0,31% menjadi 0,8873. Pairing EUR/JPY pun menanjak 0,14% ke posisi 133,33.

Nilai tukar euro sedikit tertekan akibat realisasi pertumbuhan ekonomi Jerman tahun lalu yang di bawah perkiraan. Pertumbuhan Jerman diprediksi bisa mencapai 2,4%, tapi realisasinya hanya 2,2%.

Hal ini membuat kurs euro terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah. Selain itu, pelaku pasar juga profit taking karena sejak awal tahun EUR sudah naik cukup tinggi terhadap USD. Pelaku pasar kembali mengoleksi mata uang Negeri Paman Sam. 

Sebelumnya, dollar AS terpuruk akibat isu China yang mulai mempertimbangkan mengurangi pembelian obligasi AS. "Penguatan euro tidak bertahan lama karena kabar pembelian obligasi AS oleh China belum terkonfirmasi," kata analis Global Kapital Investama Berjangka Nizar Hilmy, kemarin.

Walaupun data AS diperkirakan tak terlampau ciamik, tapi Nizar masih optimistis, pasangan EUR/USD akan lanjut terkoreksi. "Euro baru menguat jika data AS buruk sekali," ujar dia.

Euro juga masih menguat terhadap yen. Sebenarnya, yen masih mendapat sentimen positif setelah Bank of Japan berencana melakukan pemangkasan stimulus. 

Tapi, Yulia Safrina, analis Monex Investindo Futures, mengatakan, pelaku pasar melakukan aksi ambil untung terhadap yen yang sudah melesat cukup tinggi di hari sebelumnya. Yulia menambahkan, penguatan euro terhadap yen masih terbatas. Karena itu ada peluang yen kembali membalikkan keadaan.

Nasib berbeda dialami EUR/GBP. Kondisi politik dan ekonomi Inggris yang kembali tak menentu membuat poundsterling loyo. Tekanan bertubi-tubi pada mata uang Inggris tersebut dimulai saat proses Brexit tak kunjung usai. 

Belum lagi, data ekonomi Negeri Ratu Elisabeth ini kurang menggembirakan. "Sebenarnya pekan lalu EUR/GBP melemah, tetapi pairing berbalik arah karena defisit neraca perdagangan Inggris Desember ternyata membesar," ujar Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures. 

Defisit neraca perdagangan Inggris di Desember mencapai £ 12,2 miliar, lebih tinggi dari defisit di November yang cuma £ 11,7 miliar. Selain itu, hasil survei menunjukkan masyarakat ternyata kurang puas dengan pemerintahan PM Theresa May, khususnya terkait negosiasi Brexit yang tengah berlangsung. 

Bahkan ketidakpuasan ini sempat meluncurkan wacana untuk melangsungkan pemilu sela. Karena itu, analis menilai pairing EUR/GBP masih berpotensi menguat di akhir pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×