kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik Strategi Ekspansi Fortress Data Services, Perusahaan Afiliasi Toto Sugiri


Minggu, 31 Desember 2023 / 16:45 WIB
Menilik Strategi Ekspansi Fortress Data Services, Perusahaan Afiliasi Toto Sugiri
ILUSTRASI. Digitalisasi bisnis yang tumbuh pesat, menjadi peluang ekspansi bagi Fortress Data Services (FDS).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi bisnis yang tumbuh pesat, menjadi peluang ekspansi bagi Fortress Data Services (FDS). Penyedia layanan teknologi berbasis Software as a Service (SaaS) ini menyasar ekosistem jasa keuangan dan perbankan hingga ke tingkat daerah.

Chief Executive Officer Fortress Data Services Sutjahyo Budiman mengungkapkan, transaksi digital meningkat pesat sejak pandemi covid-19. Tak hanya di kawasan perkotaan, lonjakan transaksi juga terasa hingga ke kota tier-2 dan tier 3.

Kondisi ini tergambar dari jumlah transaksi klien FDS yang tumbuh signifikan sejak pandemi. Sebagai gambaran, jika sebelum pandemi jumlah transaksi hanya di angka 7 juta kali per bulan. Setelah pandemi jumlah transaksi meningkat hingga mencapai 30 juta per bulan.

"Naik signifikan. Misalnya pada 2012-2017 (tingkat pertumbuhan) paling 50%, 70%, 80%. Begitu pandemi naik empat kali lipat. Setelah pandemi masih naik dua kali hingga dua setengah kali, dan itu (klien) kami sudah sangat siap," kata Sutjahyo kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, FDS merupakan perusahaan yang terafilisasi dengan Otto Toto Sugiri. Sebagai salah satu pendiri, konglomerat teknologi yang moncer dengan bisnis data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII) ini menjabat sebagai Presiden Komisaris di FDS. 

Baca Juga: Toto Sugiri Cabut dari Indointernet (EDGE), Jual Seluruh Sahamnya Rp 1,13 Triliun

Bisnis FDS mencakup beragam layanan jasa dan infrastruktur teknologi, seperti core banking, online banking, agent banking, hingga digital financial ecosystem. Sampai dengan Oktober 2023, jumlah klien FDS mencapai lebih dari 100 customer, termasuk institusi perbankan dan lembaga finansial mikro seperti koperasi.

FDS juga melayani ekosistem dari lembaga finansial tersebut, dengan menghubungkan hingga 11.000 merchant. Tak hanya segmen komersial, FDS turut menyasar bidang kesehatan dan pendidikan. Berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara merchant dengan perbankan atau institusi keuangan yang menjadi klien FDS.

"Peluang pasarnya besar banget. Ujungnya kan semua institusi ada finansial-nya. Nah, itu kami connect-kan ke bank-bank (yang jadi klien FDS). Untuk kesehatan kami ada e-puskesmas, di pendidikan contohnya kami ada 40 pesantren di Jambi," ungkap Sutjahyo.

Sutjahyo menargetkan pertumbuhan di segmen merchant bisa mencapai 15%-20% setiap tahun. Sedangkan untuk klien baru berupa bank atau institusi keuangan, FDS menargetkan bisa mendapatkan hingga enam klien baru setiap tahun.

Sutjahyo memberikan catatan, fokus pasar FDS lebih menyasar bank dengan skala menengah hingga Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan koperasi. Strategi ini menyesuaikan model bisnis FDS dengan layanan SaaS, serta mempertimbangkan potensi pertumbuhan bank skala menengah dan lembaga keuangan di daerah.

Baca Juga: Menakar Daya Tarik Saham EDGE Usai Stock Split, Terlihat Lebih Oke Dibanding DCII

"Kami melihat yang di tengah, agar bisa berkembang bersama-sama. Kami mengejar hingga ke rural. Customer kami banyak di NTT, Jambi, Kalimantan Selatan, Aceh, hingga Papua. Kami pikir, FDS bisa lebih berkontribusi untuk bantu yang dari daerah hingga ke tengah kota," ungkap Sutjahyo.

Tak hanya menyasar daerah di Indonesia, FDS juga sudah membentangkan sayap bisnisnya hingga ke pasar luar negeri. FDS sudah menjajaki ekspansi ke negar Asia Selatan seperti di Bangladesh dan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam dan Myanmar. 

Sutjahyo bilang, ekspansi ke luar negeri sesuai dengan filosofi pendirian FDS bersama Otto Toto Sugiri. 

"Fortress Data Services itu (perusahaan) Indonesia. Tapi kenapa namanya berbahasa Inggris? Dulu Pak Toto tanya, visi-nya sampai mana, lokal atau mau internasional? kami ingin setidaknya bisa sampai ke Asean," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×