kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meneropong prospek reksadana Mandiri Investa Pasar


Kamis, 25 Agustus 2016 / 15:55 WIB
Meneropong prospek reksadana Mandiri Investa Pasar


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Guna mendongkrak imbal hasil (return), manajer investasi kerap memarkirkan dana pada efek surat utang emiten. Begitu pula strategi PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) dalam mengelola reksadana pasar uang Mandiri Investa Pasar Uang alias MIPU.

M Ari Adil , Product Development & Management Mandiri Investasi berujar, efek obligasi korporasi memang mendominasi MIPU. Sebab, tren penurunan suku bunga domestik juga menyeret bunga deposito perbankan.

Maklum, sejak awal tahun 2016, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan atawa BI rate sebanyak empat kali dengan total nilai 100 bps menjadi 6,5%. Walhasil, guna menunjang return, perusahaan menempatkan sebagian besar aset pada surat utang emiten yang menawarkan kupon lebih menarik.

Mengacu fund fact sheet per Juli 2016, 54,56% dana MIPU terletak pada obligasi korporasi bertenor kurang dari setahun. Sisanya berupa deposito atau kas sebesar 45,44%. Mandiri Investasi memang leluasa meracik dana MIPU 0% - 100% pada instrumen pasar uang.

Bukan berarti perusahaan sembarang memilih surat utang emiten. Mandiri Investasi hanya boleh menghimpun obligasi korporasi dengan rating minimal idA-. "Sektor obligasi korporasinya apa saja yang menarik yang ada di pasar," imbuhnya.

Strategi ini terbukti berhasil. Secara year to date per 19 Agustus 2016, MIPU telah mencetak return 3,98%, mengungguli rata-rata return reksadana pasar uang (Infovesta Money Market Fund) yang tumbuh 3,26% periode sama.

Ari berharap, hingga pengujung tahun 2016, performa MIPU dapat mengungguli kinerja deposito perbankan bertempo satu bulan. Ia menilai, pasar obligasi domestik masih akan terus melanjutkan tren bullish hingga akhir tahun.

Sebab, beberapa indikator makro ekonomi Indonesia membaik. Mulai dari stabilitas rupiah, inflasi yang terkendali, serta kebijakan moneter longgar yang dihelat BI. Apalagi saat ini BI sudah menggunakan suku bunga acuan baru BI 7 days reverse repo rate (RRR) yang bertengger di level 5,25%.

Menurut Ari, masih ada ruang penurunan suku bunga BI sebesar 25 bps hingga tutup tahun. Jika terwujud, pasar obligasi Indonesia akan memperoleh katalis positif. "Tren penurunan suku bunga simpanan masih akan berlanjut dalam enam bulan ke depan," terangnya.

Kendati demikian, lanjut Ari, perusahaan belum berencana untuk mengubah porsi deposito maupun obligasi korporasi dalam produk MIPU. Sebab, Mandiri Investasi masih akan memantau situasi dalam negeri.




TERBARU

[X]
×