kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,84   8,24   0.83%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar cuan basis fraksi harga saham


Rabu, 06 Desember 2017 / 08:00 WIB
Menakar cuan basis fraksi harga saham


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, pasar saham domestik bergerak volatil. Pada akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat merosot hampir 2% dan terlempar dari zona 6.000. Pada transaksi kemarin, IHSG mulai bangkit dan kembali menembus level 6.000.

Bukan hanya saham berkapitalisasi kecil dan sedang, di tengah volatilitas pasar yang kembali naik, harga saham big caps juga mudah longsor. Oleh karena itu, investor dan para trader perlu cermat dalam memilih saham agar tidak terjebak dalam kerugian.

Sejak Mei tahun lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah kebijakan fraksi harga, dari semula tiga kelompok harga menjadi lima kelompok harga. Dengan kebijakan baru fraksi harga ini, strategi trading pun ikut berubah.

Tak jarang para trader menjadikan salah satu fraksi saham sebagai andalannya. Hal ini disebabkan tingginya potensi untung yang mampu diraih berkat transaksi saham dengan fraksi harga tertentu.

Meski fraksi tertentu bisa memberikan cuan bagi trader, pengamat pasar modal Satrio Utomo melihat semua fraksi harga bisa menarik. Namun, semua tergantung besarnya modal yang mereka miliki.

Bagi para trader yang ikut program Yuk Nabung Saham yang modalnya berkisar Rp 100.000 hingga Rp 25 juta, menurut Satrio, fraksi harga Rp 2 dengan kelompok harga Rp 200–Rp 500 bisa menjadi pilihan. "Sebab, kelompok harga saham ini mampu memberi untung lumayan banyak, meski pergerakannya hanya sedikit," kata dia kepada KONTAN, Selasa (5/12).

Selain itu, trader berkesempatan membeli banyak saham dengan modal terjangkau. Sehingga fraksi harga Rp 2 kerap jadi pilihan.

Namun, Satrio yang juga seorang trader saham lebih menyukai pembagian tiga fraksi harga dibandingkan lima fraksi harga. Menurut dia, fraksi harga lama membuat trader yang melakukan one day trading mampu meraih cuan lebih banyak dibanding saat ini. "Pergerakan sahamnya dulu lebih volatil sehingga saya lebih banyak memilih saham blue chip dan lebih mudah untung," kata dia.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada juga memandang semua fraksi harga saham bisa memberi cuan. Semua tergantung pada sentimen di pasar. "Jika pasar naik, biasanya fraksi harga besar menarik karena keuntungan jadi lebih besar. Namun, kalau pasar dalam keadaan turun, fraksi kecil seperti Rp 1, Rp 2, dan Rp 5 bisa lebih menarik bagi trader karena potensi kerugiannya lebih minim," kata dia.

Head of Research OSO Sekuritas Riska Afriani juga berpendapat, fraksi harga Rp 2 biasanya mendatangkan untung paling banyak. "Saham-saham lapis ketiga dengan harga Rp 200–Rp 500 per saham paling menguntungkan. Saham-saham yang masuk fraksi itu biasanya naik sangat tinggi," kata dia.

Di antara saham dengan harga di bawah Rp 500 per saham, tercatat ada 16 saham yang mampu mencatatkan kenaikan di atas 100% sepanjang tahun ini. Bahkan, saham lapis ketiga itu mampu mencatat kenaikan hingga 700%, meski fundamentalnya tak mendukung.

Meski begitu, trader harus hati-hati. Selain bisa mencatat kenaikan fantastis, saham lapis ketiga bisa turun tajam. Ini biasa dikenal dengan istilah high risk, high return.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×