kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mau belanja saham? Ini indikator fundamental perusahaan yang perlu dicek


Rabu, 17 Juli 2019 / 20:26 WIB
Mau belanja saham? Ini indikator fundamental perusahaan yang perlu dicek


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika investasi saham ditujukan untuk jangka panjang, penting untuk menilik unsur fundamental suatu perusahaan. Secara mudahnya, apa saja yang perlu dilihat dari suatu perusahaan sebelum berinvestasi?

Bagi Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, ada dua indikator utama melihat fundamental saham. Pertama, sisi profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Kedua, struktur keuangan perusahaan tersebut.

Terkait profitabilitas, Alfred lebih memberatkan melihat konsistensi perusahaan mencetak pertumbuhan laba, ketimbang hanya melihat nominal. “Lebih nyaman melihat saham dengan pertumbuhan yang smooth, meskipun tidak terlalu tinggi, tetapi konsisten,” katanya.

Profitabilitas ini bisa dilihat di beberapa pos laporan keuangan. Misalnya, margin keuntungan bersih (NPM) dan rasio return on equity (ROE). Semakin tinggi rasio NPM dan ROE, ini memperlihatkan semakin besar kemampuan perusahaan mengolah pendapatan dan asetnya untuk menghasilkan keuntungan.

Alhasil, emiten dengan pertumbuhan NPM yang baik dan ROE lebih tinggi, memiliki daya tarik lebih besar. “Margin laba perusahaan bisa didorong dua hal, pendapatannya naik atau cost-nya turun karena efisiensi,” katanya.

Indikator kedua fundamental suatu perusahaan bisa dilihat dari struktur keuangannya. Tingkat leverage menjadi perhatian Alfred, yaitu tingkat utang berbanding modal perusahaan tersebut. Pada perusahaan dengan fundamental bagus, komposisi utang dan ekuitasnya proporsional.

Perusahaan dengan keuangan sehat atau mature, biasanya menyisihkan laba bersih untuk mengurangi beban utang. Atau, perusahaan bakal menambah modal agar ke depan tidak perlu menambah utang.

“Struktur-struktur keuangan ini yang menjadi dasar yang bagus untuk investor untuk melihat saham apa yang dipilih,” kata Alfred. Menurut dia, investor bisa menilik tren konsistensi perusahaan dari tiga hingga lima tahun laporan keuangan perusahaan.

Investor juga bisa lebih dalam menilik calon saham pilihan dengan melihat indikator kelayakan investasi. Misalnya dari indikator yang menunjukkan nilai wajar suatu saham, seperti price to book value (PBV) dan price to earnings ratio (PER).

PBV memperlihatkan seberapa besar pasar menilai harga suatu saham terhadap modal atau kekayaannya. Sedangkan PER memperlihatkan tingkat keuntungan perusahaan terhadap sahamnya saat ini. Biasanya, semakin tinggi PBV dan PER, memperlihatkan saham tersebut sudah mahal.

Tetapi, Alfred mengingatkan, indikator-indikator tersebut mengandung unsur nilai pemberian pasar. Maka, diperlukan melihat fundamental perusahaan bersama dengan indikator ini.

PBV tinggi bisa berarti suatu saham sudah mahal, bisa juga pasar memberikan harga premium lantaran kinerja yang baik. Sedangkan PBV murah, bisa jadi memang saham itu murah, atau malah murahan.

Begitu juga ketika PER tinggi. Jika pertumbuhan earning per share (EPS) perusahaan tersebut tinggi, ada kemungkinan PER perusahaan akan turun. “PBV dan PER tinggi bukan alasan untuk tidak membeli suatu saham, harus melihat lagi fundamental perusahaannya,” katanya.

Investor juga bisa melihat aksi korporasi dan tingkat kepatuhan perusahaan (good corporate governance) sebagai penunjang menilai fundamental perusahaan. Adanya aksi korporasi menunjukkan upaya perusahaan mendorong pertumbuhan lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×