Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kenaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade meniupkan angin segar bagi penerbitan obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Kupon untuk penerbitan obligasi dollar AS baru diprediksi akan melandai seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah berdenominasi the greenback di pasar sekunder.
Analis Obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra, memprediksi, kupon penerbitan baru obligasi korporasi dalam dollar AS bertenor 5-10 tahun bisa turun 20-30 basis poin (0,2%-0,3%) dibandingkan tahun lalu. Prediksi ini mengacu pada imbal hasil atau yield global bond pemerintah dan korporasi yang kian merosot di pasar sekunder.
Yield global bond pemerintah yang bertenor 15 tahun, kemarin, sebesar 3,08%. Angka itu turun 0,172% daripada posisi per 9 Januari 2011 yang sebesar 3,2%. Contoh lain, yield obligasi korporasi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam dollar AS, yang memiliki tenor sama, turun 0,25% menjadi 4,42%.
Imbal hasil global bond yang memiliki jangka waktu panjang juga melandai. Misalnya yang akan jatuh tempo tahun 2021, turun sekitar 19 basis poin menjadi 3,84% dibandingkan 9 Januari yang sekitar 4,03%. Demikian juga dengan obligasi dollar PT Pertamina yang jatuh tempo pada tahun 2021, turun 26,3 basis poin menjadi 4,6%.
Suplai masih minim
Made menyimpulkan, kenaikan peringkat suatu negara akan menguntungkan penerbitan obligasi perusahaan di negara itu, terutama perusahaan pelat merah. "Karena perusahaan yang mayoritas sahamnya dipegang oleh pemerintah, juga menikmati kenaikan peringkat utang," jelas dia, Senin (30/1).
Yang jelas, penurunan imbal hasil tersebut akan membuat biaya dana atau cost of fund perusahaan untuk menerbitkan obligasi menjadi lebih murah. Dengan demikian, penerbitan obligasi korporasi dalam dollar AS diperkirakan akan makin ramai tahun ini.
Made memperkirakan, banyak emiten berniat menerbitkan obligasi denominasi dollar bertenor 5-10 tahun. "Prospeknya menarik karena permintaan dari dalam dan luar negeri untuk denominasi dollar masih besar sedangkan suplai minim," tutur dia.
Vice President Investment PT CIMB Principal Asset Management Syuhada Arief sepakat bahwa kupon obligasi dollar korporasi masih bisa turun tahun ini. Penurunannya bervariasi sesuai tenor dan peringkat perusahaan.
Namun, tak semua perusahaan memilih untuk menerbitkan obligasi dollar. "Mereka yang menerbitkan obligasi dollar AS, memang membutuhkan pendanaan dalam dollar AS untuk kegiatan operasionalnya," tutur dia.
Catatan KONTAN, beberapa emiten obligasi berniat menerbitkan obligasi dollar tahun ini. Mereka antara lain PT Medco Energi International Tbk dan PT Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News