kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepemilikan asing di SBN pecah rekor


Minggu, 07 Januari 2018 / 18:05 WIB
Kepemilikan asing di SBN pecah rekor


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) per Kamis (4/1) tercatat di Rp 840, 63 triliun. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan asing di SBN tercatat di Rp 860,63 triliun setara dengan porsi 40,34% total surat utang yang dapat diperdagangkan. Dibandingkan setahun lalu, artinya jumlah kepemilikan asing sudah naik 29,25% dari posisi Rp 665,86 triliun.

Anil Kumar, Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia menjelaskan, rekor ini menunjukkan kepercayaan asing terhadap investasi di aset rupiah semakin besar. Hal ini terlihat dari credit default swap (CDS) Indonesia untuk surat utang lima tahun di Jumat (5/1) berada di level 81,17 atau level terendah sepanjang masa. "Asing suka masuk ke Indonesia karena volatilitas kita yang rendah. Mereka juga masuk artinya tidak melihat kekhawatiran tahun politik," jelas Anil kepada KONTAN, Jumat (5/1).

Menurut Anil, tahun politik 2018 dan 2019 tidak akan mempengaruhi iklim investasi. Pertama, karena tahun politik 2018 bakal bersifat regional dan bukan skala nasional. Kedua, berkaca pada pemilu presiden sebelumnya, investasi asing tetap kuat pada periode pemilu tersebut.

Tak hanya itu, minat investasi di aset Indonesia yang kuat terlihat dari hasil lelang SUN perdana tahun ini pada Rabu (3/1) yang mencatatkan oversubscribed hingga Rp 86,21 triliun, akibatnya pemerintah dapat meraup target lelang mereka dengan mudah. Bila kondisi ini terus terjadi, Anil melihat terdapat potensi besar rupiah bisa menguat lagi hingga level Rp 13.300 bila investasi terus mengalir masuk.

"Inflasi kita rendah dan cadangan devisa naik, maka rupiah menguat, APBN juga diplanning dengan baik dan ada kemungkinan peringkat surat utang kita naik akan bagus untuk Indonesia," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×