kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika Iran bereaksi, minyak bisa melesat


Rabu, 25 Januari 2012 / 08:10 WIB
Jika Iran bereaksi, minyak bisa melesat
ILUSTRASI. Promo BreadTalk periode 8-11 Februari 2021 menawarkan aneka toast mulai dari harga Rp 15.000. Dok: Instagram BreadTalk


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga minyak naik tipis setelah Uni Eropa memastikan, sanksi embargo atas produk minyak dari Iran, terhitung 1 Juli 2012. Rencana ini bisa mengangkat lagi harga minyak yang saat ini berada dalam tren menurun.

Selasa siang (24/10), harga kontrak minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Maret 2012 naik 0,28% menjadi US$ 99,82 per barel di New York Mercantile Exchange. Kenaikan ini melanjutkan reli harga minyak di Senin lalu yang sebesar 1,3% menjadi US$ 99,58 per barel.

Ariana Nur Akbar, Analis Monex Investindo Futures, menganalisis, untuk sepekan ke depan harga minyak berpotensi mendaki ke kisaran
US$ 100 per barel. Pendorong kenaikan masih ancaman berkurangnya pasokan minyak dunia akibat embargo itu.

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures, menilai, pergerakan harga minyak mentah tergantung dari respons Iran terhadap sanksi tersebut. Apabila Iran merespons, dengan menutup lalu lintas di Selat Hormuz, harga minyak pasti melesat.

Meski begitu, peluang kenaikan harga minyak juga tertahan sentimen krisis Eropa. "Trennya harga minyak mentah masih turun," ujar Ariana.

Penyelesaian krisis utang Eropa yang berlarut-larut berpotensi menyurutkan harga minyak. "Kekhawatiran Eropa masih tinggi sehingga masih menekan harga," kata Ariana.

Dengan kondisi ekonomi Eropa yang terus melambat, permintaan minyak mentah akan cenderung berkurang. Maklum, Eropa merupakan pengimpor minyak terbesar kedua setelah China. Menurut data Departemen Energy Amerika Serikat, Eropa mengimpor 450.000 barel per hari pada semester I 2011.

Kini, pelaku pasar menanti perkembangan restrukturisasi utang Yunani. Yunani bersama kreditur internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa menawarkan kupon obligasi baru sedikit di atas 3,5%. Namun, para investor swasta pemegang obligasi menolak dan meminta kupon minimal 4%. Hingga saat ini, kesepakatan belum tercapai.

Nizar berkata, jika kata sepakat sudah ada, harga minyak mentah berpeluang naik. Sebaliknya, apabila tidak tercapai dan Yunani default, harga minyak akan anjlok.

Karenanya untuk jangka panjang paling tidak selama kuartal I-2012, ia memprediksi tren harga minyak mentah masih turun karena dipengaruhi utang jatuh tempo Yunani pada Maret 2012. Tapi untuk jangka pendek, harga minyak akan berusaha menembus US$ 100 per barel ditopang faktor Iran.

Menurut dia, harga minyak berkisar US$ 90-US$ 150 per barel pada Januari-Maret 2012. Sedang Ariana memprediksi, selama kuartal I, harga minyak akan bergerak di rentang support US$ 97-US$ 92 sedangkan resistance berkisar US$ 102,8 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×