kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,91   8,27   0.89%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor memburu pendapatan tetap


Selasa, 18 Juli 2017 / 08:10 WIB
Investor memburu pendapatan tetap


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sepanjang Juni 2017, dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana pendapatan tetap tumbuh paling tinggi. Infovesta Utama mencatat, dana kelolaan reksadana jenis ini naik 7,33% menjadi Rp 78,88 triliun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Viliawati, Senior Research Analyst Infovesta Utama, mengatakan, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap melonjak cukup tinggi karena investor banyak melakukan subscription pada reksadana pendapatan tetap. "Terlihat dari unit penyertaan reksadana yang juga tumbuh 7,33% dibandingkan dengan posisi Mei," kata Viliawati, kemarin.

Pada bulan Juni, unit penyertaan reksadana pendapatan tetap mencapai 55,38 miliar unit. Jumlah ini naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 51,60 miliar unit.

Menurut Viliawati, kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap juga didorong sentimen kenaikan nilai pasar portofolio, akibat kinerja obligasi yang positif.

Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana, melihat, investor banyak masuk ke reksadana pendapatan tetap karena kondisi pasar mendukung kinerja positif jenis reksadana ini. Apalagi kondisi fundamental Indonesia membaik. Puncaknya, terlihat saat ada perbaikan rating utang Indonesia dari Standard & Poor's (S&P) menjadi investment grade.

Fundamental yang stabil juga terlihat dari pulihnya yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun yang sempat menyentuh 7% karena terpengaruh melebarnya defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dan melemahnya rupiah.

"Kini rupiah stabil di sekitar Rp 13.300 dan yield SUN tenor 10 tahun di bawah 7%," kata Beben. Artinya, kondisi fundamental yang baik memberi sentimen positif pada reksadana pendapatan tetap, hingga akhirnya dana kelolaan reksadana ini tumbuh pesat.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mewajibkan institusi keuangan non bank (IKNB) melakukan investasi di surat berharga negara (SBN) juga mendukung pertumbuhan dana kelolaan reksadana ini.

Sementara dari sisi return, Beben melihat imbal hasil reksadana pendapatan tetap memiliki selisih tipis dengan reksadana saham dan reksadana campuran. "Selisih return yang kompetitif ini menjadi daya tarik besar investor masuk ke reksadana pendapatan tetap," ujar Beben.

Hingga akhir tahun, Beben memprediksi imbal hasil reksadana pendapatan tetap masih positif sekitar 6%7%. Ia juga optimistis fundamental ekonomi Indonesia terus membaik. Dengan cadangan devisa yang cukup, pemerintah bisa mengendalikan rupiah. "Kurs rupiah stabil di Rp 13.300," prediksi Beben.

Namun ia tetap mengingatkan sentimen negatif yang mayoritas datang dari global. Terutama, rencana kenaikan suku bunga The Fed yang dapat membawa sentimen negatif bagi reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×