Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia rupanya tidak menjadi tujuan investasi orang-orang superkaya tahun lalu. Ini terlihat dari hasil riset New World Wealth berjudul Global Wealth Migration Review.
Sebagaimana dikutip oleh Bloomberg, laporan ini menyebut, orang-orang yang kerap disebut high net worth individual (HNWI) memilih membawa uangnya keluar dari Indonesia tahun lalu. Orang-orang yang memiliki aset di atas US$ 1 juta ini beralih ke negara seperti Selandia Baru, Dubai atau Singapura. Selain Indonesia, para HNWI juga memilih cabut dari Inggris dan Prancis.
Anda mungkin masih ingat, tahun lalu investor asing mencetak posisi jual bersih (net sell) di bursa saham. Total nilai jual bersih asing tahun lalu di bursa mencapai Rp 39,87 triliun.
Namun, di tahun ini, analis meyakini dana asing akan kembali masuk. Tengok saja, sejak awal tahun, investor asing sudah mencetak net buy Rp 1,31 triliun.
Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani meyakini, hingga akhir tahun nanti, investor asing akan cenderung membukukan net buy. "Salah satunya disebabkan kenaikan peringkat utang Indonesia Desember lalu," ujar dia, Kamis (1/2).
Pengaruh AS
Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal lebih positif dan bisa tumbuh hingga 5,4% di tahun ini. Laporan keuangan emiten tahun lalu juga bisa menjadi bahan bakar yang memacu minat investor asing.
Kepala Riset Infinitum Advisory Agustini Hamid mengatakan, net buy asing masih bisa berlanjut hingga akhir tahun ini. "Asalkan Pilkada serentak bisa berjalan kondusif," imbuh dia.
Menurut Agustini, saham sektor perbankan masih menjadi pilihan investor asing. Momentum tahun politik pun dimanfaatkan asing untuk masuk sektor telekomunikasi, konsumer, pertambangan dan media.
Pendapat Riska senada. Menurut dia, saham perbankan, konsumer dan konstruksi bakal jadi pilihan utama investor asing di tahun ini.
Namun, masih tetap ada potensi net sell asing, terutama menjelang rapat Federal Open Market Committe (FOMC). Sebab, investor asing cenderung wait and see jelang rapat FOMC. "Namun, net sell ini cenderung sementara saja," ujar Riska.
Agustini juga mengatakan, pasar masih mencermati pelonggaran aturan pajak bagi pengusaha di AS dan pergantian Gubernur The Federal Reserve. Hal ini berpotensi membuat investor memindahkan dana dari negara berkembang kembali ke Negeri Paman Sam. "Namun, itu semua tergantung pada kebijakan yang dibuat Jerome Powell saat dia menjabat nanti," kata Agustini.
Rencana kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali pada tahun ini juga bisa mempengaruhi arus dana masuk di pasar modal Indonesia. Meski demikian, Agustini melihat dampak hal tersebut tergolong kecil, dibandingkan sentimen pergantian Gubernur The Fed.
Masih ada kemungkinan The Fed menahan kenaikan suku bunga. "Karena mereka masih akan terus memacu konsumsi masyarakat agar ekonomi AS tetap tumbuh," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News