kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat naikkan target pinjaman jadi US$ 500 juta


Kamis, 20 November 2014 / 17:50 WIB
Indosat naikkan target pinjaman jadi US$ 500 juta
ILUSTRASI. Analis menilai PT Indika Energy Tbk membutuhkan waktu untuk menyelesaikan transisi bisnis. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/01/2023.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) menata kembali struktur utangnya. Setelah membuat rangkaian pinjaman perbankan Revolving Credit Facility (RCF) US$ 450 juta, Export Credit Agency (ECA) US$ 400 juta, dan obligasi Rp 10 triliun, rancangannya kini mengalami sedikit perubahan. ISAT menambah pinjaman dengan skema RCF menjadi US$ 500 juta.

"Dievaluasi lagi. Karena ECA kemungkinan masih menunggu tahun depan," ungkap Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT, kepada wartawan, Kamis, (20/11).

Ia melihat, ada beberapa faktor seperti The Fed yang akan meningkatkan suku bunga dan tapering off yang akan selesai. Sehingga, emiten halo-halo ini mengkhawatirkan kondisi likuiditas yang bisa menghambat skema ECA-nya.

Saat ini, ISAT telah melakukan penandatanganan dengan 3 bank untuk RCF ini. Pertama, ISAT meraih Rp 700 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Pinjaman itu memiliki tenor setahun dengan bunga JIBOR sebulan ditambah 2,5% per tahun.

Kedua, ISAT mendapatkan pinjaman dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ senilai Rp 250 miliar. Utang yang akan tempo 23 Desember 2016 itu mencatatkan bunga JIBOR +2,45% per tahun. Ketiga, ISAT memperoleh Rp 350 miliar dari PT Bank BNP Paribas Indonesia. Pinjaman tersebut bertenor 3 tahun dengan tingkat bunga JIBOR ditambah margin 2,5% per tahun.

Andromeda menyebut, pihaknya akan berusaha merampungkan pendanaan RCF senilai US$ 500 juta dari beberapa bank tersebut. Pasalnya, ISAT berencana menggunakan dana RCF itu untuk melakukan pembiayaan kembali atau refinancing utang jatuh tempo, belanja modal atau capital expenditure (capex), serta belanja operasional atau operational expenditure (opex).

Sekedar informasi, ISAT memiliki beberapa utang jatuh tempo di tahun depan. Terdapat pinjaman sebesar Rp 1,5 triliun dari PT Bank Central Asia (BBCA) yang akan jatuh tempo 10 Februari 2015. Lalu Rp 650 miliar dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia yang jatuh tempo akhir 2015. ISAT juga memiliki obligasi Indosat keenam tahun 2008 seri B senilai Rp 320 miliar yang akan jatuh tempo 9 April 2015.

Naiknya suku bunga acuan atau Bank Indonesia (BI) rate ke posisi 7,75% diakui Andromeda membuat bunga pinjaman meningkat. Namun, ia menyebut bahwa pinjaman RCF tersebut memiliki suku bunga yang kompetitif.

Selain itu, ISAT tengah menjalani masa book building Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) atau obligasi tahap I sebesar Rp 2,5 triliun. "Kami melihat banyak permintaan. Maka kami yakin semua dapat diserap," tandas Direktur Keuangan ISAT Curt Stefan Carlsson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×