kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO bergairah, permintaan pupuk Saraswanti Anugerah (SAMF) naik 15%


Rabu, 10 Maret 2021 / 20:19 WIB
Harga CPO bergairah, permintaan pupuk Saraswanti Anugerah (SAMF) naik 15%
ILUSTRASI. Pabrik pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bukan hanya menjadi angin segar bagi perusahaan sawit. Produsen pupuk NPK non subsidi, yang biasa digunakan untuk tanaman sawit, juga mengalap berkah dari kenaikan harga komoditas andalan Indonesia ini.

Sebagai gambaran harga kontrak berjangka CPO pengiriman Mei  2021 di Bursa Malaysia Derivative Exchange turun 0,79% dibandingkan  perdagangan kemarin. Harga CPO menurun  ke RM 3.884 per ton pada Rabu (10/3). Namun, pada perdagangan kemarin, harga CPO ditutup di level RM 3.915 per ton, yang merupakan posisi tertingginya sejak Februari 2011.

Sekretaris Perusahaan PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), Dadang Suryanto mengatakan, naiknya harga CPO turut mengerek permintaan pupuk yang diproduksi SAMF. Dia menuturkan, ketika awal pandemi dan harga CPO turun tahun lalu, perusahaan sawit mengurangi dosis pemupukan. Di saat harga sawit memanas saat ini, perusahaan sawit menjadi lebih optimistis dan menggunakan pupuk yang full dosis untuk kegiatan pemupukan.

Baca Juga: Mendag Lutfi: Referendum Swiss jadi angin segar bagi implementasi IE-CEPA

“Tidak lagi dikurangi dosisnya , tetapi mereka sudah full dosis. Otomatis menaikkan permintaan terhadap pupuk. Permintaan ke kami pun naik antara 15%-20% dibanding tahun lalu,” terang Dadang saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (10/3).

Dia mengatakan, sebenarnya kenaikan permintaan pupuk sudah mulai dirasa di kuartal ketiga 2020. Sehingga, penurunan permintaan di kuartal pertama dan kedua berhasil ditutup dengan kenaikan di kuartal ketiga dan keempat. Dus, permintaan di tahun 2020 menjadi lebih tinggi dibanding 2019.

Sejatinya, kenaikan harga sawit saat ini  dinilai bukan hanya terjadi akibat fenomena la nina. Dadang menyebut, harga CPO yang kembali memanas juga terimbas dari berita positif, yakni Swiss yang tidak lagi menghalagi komoditas CPO untuk masuk ke negaranya. Hal ini menimbulkan harapan agar kebijakan ini diikuti oleh Negara-negara Eropa lainnya dan permintaan terhadap pupuk otomatis naik.

“Jadi kami berharap tahun ini permintaannya akan tetap naik terus. Karena terlihat di kuartal pertama ini permintaan sudah naik sekitar 15% dibanding periode yang sama dengan tahun lalu,” imbuh Dadang.

Selanjutnya: Harga batubara dan CPO atraktif pekan ini, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×