kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cukai rokok naik mulai Februari, simak rekomendasi sahamnya


Kamis, 21 Januari 2021 / 22:01 WIB
Cukai rokok naik mulai Februari, simak rekomendasi sahamnya
ILUSTRASI. Pemerintah bakal menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 12,5% pada Februari 2021.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 12,5% pada Februari 2021 mendatang.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, meski tarif cukai kembali naik pada tahun ini, kinerja emiten rokok diprediksi akan relatif stabil lantaran mereka sudah memiliki pasar tersendiri. “Walaupun ekonomi dalam pemulihan, kinerja belum dapat mencapai kondisi yang signifikan pada 2021,” ungkap ia, Kamis (21/1).

Dia menambahkan, penurunan harga saham emiten rokok menjadi kesempatan untuk investor jangka panjang. William memprediksi saham-saham emiten rokok berpotensi kembali menguat di paruh kedua tahun ini atau dalam jangka panjang.

Dia menilai saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terbilang menarik. Sementara untuk PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) kurang likuid. William memberikan rekomendasi buy on weakness saham GGRM dan HMSP.

Baca Juga: Tekanan berat saham rokok di tahun 2021, begini rekomendasinya

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta juga melihat, saham-saham emiten rokok akan bergerak konsolidasi jelang naiknya harga cukai rokok. Nafan merekomendasikan pelaku pasar untuk akumulasi beli saham GGRM dengan target harga Rp 41.675 dan buy saham HMSP dengan target harga Rp 1.510 per saham.

Dia juga merekomendasikan investor untuk hold saham RMBA dengan target harga Rp 388 dan hold saham WIIM dengan target harga Rp 585. “Prospek sektor ini masih ada peluang untuk recovery sejalan dengan adanya pemulihan ekonomi, adanya bansos, dan pemulihan daya beli masyarakat,” pungkas William.

Baca Juga: Indeks LQ45 menguat 8,55% sejak awal tahun, saham-saham ini masih jadi pemberat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×