kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan berat saham rokok di tahun 2021, begini rekomendasinya


Kamis, 21 Januari 2021 / 18:23 WIB
Tekanan berat saham rokok di tahun 2021, begini rekomendasinya
ILUSTRASI. Saham emiten rokok masih menghadapi tekanan berat pada tahun 2021.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten rokok masih menghadapi tekanan berat pada tahun 2021. Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) terkoreksi 0,88% ke harga Rp 560 per saham pada perdagangan Kamis (21/1), selain itu PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) juga melemah 0,57% ke harga Rp 348 per saham.

Sedangkan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terpantau stagnan di harga Rp 41.075 per saham, secara year to date harga saham GGRM sudah minus 22,65%, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga diam di harga Rp 1.480 per saham dan melemah 29,52% ytd.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5% pada Februari 2021 mendatang menjadi sentimen negatif untuk sektor ini. Menurut Sukarno, kenaikan harga rokok dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.

Apalagi, kondisi saat ini masih banyak orang yang belum mendapatkan pekerjaan baru akibat pendemi. Tak hanya itu, upaya menjaga kesehatan bisa jadi pertimbangan, yang mana dapat mengakibatkan kinerja emiten rokok ini berpotensi turun pada tahun ini.

Baca Juga: Margin Gudang Garam Bakal Makin Terkikis, Simak Rekomendasi Saham GGRM

Dengan demikian, dia melihat prospek untuk harga saham emiten rokok diprediksikan akan melanjutkan penurunan dulu sampai dinilai murah kembali sesuai kinerjanya yang akan terjadi nanti. “Untuk peluang naik dari harga sekarang sepertinya akan berat, meskipun potensi kenaikan tetap ada secara faktor teknikal,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (21/1).

Sukarno menambahkan, apabila program vaksinasi berhasil dan berjalan dengan lancar bisa menjadi katalis positif untuk sektor emiten rokok. Yang mana nantinya lapangan pekerjaan bisa tercipta lagi dan konsumsi masyarakat bisa pulih kembali.

Guna mengungkit kinerja emiten rokok, dia menilai perusahaan bisa meningkatkan volume atau dengan menaikkan harga. “Karena kondisi masih pendemi, lebih memungkinkan ke efisiensi untuk menekan penurunan yang lebih dalam,” tambah Sukarno.

Baca Juga: Kinerjanya tertekan, ini rekomendasi analis untuk saham-saham barang konsumsi

Dari jajaran saham emiten rokok, Sukarno melihat saham WIIM dan GGRM terbilang menarik karena valuasinya lebih rendah dibandingkan HMSP. WIIM memiliki PE 8,11 kali dengan PBV 1,05 kali dan GGRM PE 10,50 kali dengan PBV 1,40 kali, sedangkan HMSP PE 18,68 kali dan PBV 6,01 kali.

Dia merekomendasikan wait and see untuk saham-saham tersebut karena belum ada sinyal yang jelas dan pergerakannya sedang konsolidasi. “GGRM dan HMSP konsolidasi cenderung tren turun. Jadi kalau breakdown support, bisa turun cari support baru,” kata Sukarno.

Baca Juga: Saham HMSP & GGRM tertekan kenaikan tarif cukai rokok, ini rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×