Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Aksi jual besar-besaran yang terjadi pada pasar saham global, menurut Citigroup, telah menekan valuasi emerging market ke level termurahnya pada tahun ini.
Menurut catatan Citi, rasio price to earnings (P/E) dari indeks MSCI Emerging Markets saat ini berada di level 10. Level ini tidak pernah terlihat sebelumnya sejak November 2012. Terkait hal itu, Citi merekomendasikan investor untuk meningkatkan eksposur pada saham-saham emerging market ketimbang menunggu adanya katalis pendorong.
"Kami menilai situasi di emerging market benar-benar menyedihkan. Emerging market memang memiliki masalahnya sendiri, namun harga saham sudah terdiskon dengan sangat besar," jelas strategist Citi.
Asal tahu saja, pasar finansial emerging market dalam beberapa pekan terakhir tertekan akibat kecemasan langkah pengurangan stimulus oleh the Federal Reserve. Rencana the Fed itu memicu aksi jual di pasar obligasi, pasar uang, dan pasar saham. Jika dihitung, indeks MSCI Emerging Markets sudah merosot 11% sejak awal Mei lalu.
Meski demikian, Citi menilai, secara historis, melakukan pembelian pada pasar saham emerging market pada level murah saat ini akan memberikan return yang cukup besar dalam 12 bilan ke depan.
Citi mencatat, emerging market memiliki banyak ruang untuk menggelontorkan stimulus moneter jika dibutuhkan, mengingat tingkat suku bunga acuan negara-negara berkembang belum mendekati level nol.
"Posisi fiskal masih terlihat kuat untuk pengucuran stimulus jika dibutuhkan. Menteri Keuangan emerging market memiliki banyak opsi ketimbang rekan mereka di developed market," jelas Citi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
