kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan menipis, gas alam melaju


Selasa, 23 Januari 2018 / 07:35 WIB
Cadangan menipis, gas alam melaju


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dingin yang ekstrem di Amerika Serikat (AS) berhasil menopang harga gas alam. Senin (22/1) pukul 16.30 WIB, harga gas alam pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange melesat 1,98% ke level US$ 3,248 per mmbtu. Sejak akhir 2017, harga komoditas ini melambung 9,66%.

Keperkasaan gas alam dimulai saat cadangan gas alam AS turun. Energy Information Administration (EIA) merilis, hingga 12 Januari lalu, cadangan gas alam AS merosot jadi 183 miliar kaki kubik. Angka ini di bawah level rata-rata lima tahun terakhir, yakni 203 miliar kaki kubik.

"Kondisi cuaca di AS masih ekstrem. Tapi, ramalan cuaca menyatakan, Januari mulai menghangat, jadi kemungkinan sentimen cuaca melambat di Februari," kata Andri Hardianto, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures.

Selain itu, posisi dollar negeri uak Sam yang sedang dalam kecenderungan melemah membuat harga komoditas menanjak, termasuk gas alam. Di hari ketiga penutupan layanan pemerintah (government shutdown) AS, index dollar AS terkoreksi 0,11% ke US$ 90,47. Ini membuat pasar mulai masuk ke pasar komoditas yang menggunakan denominasi dollar AS.

Hingga akhir kuartal I 2018, Andri memprediksikan, harga gas alam bertahan di US$ 3,25 per mmbtu. Soalnya, gas alam diperkirakan masih menarik untuk jangka panjang.

Salah satu penyokong datang dari impor gas alam China yang mendaki. Data General Administration of Custom menunjukkan, terjadi kenaikan impor gas alam cair (LNG) di negeri tembok raksasa tersebut hingga 20% pada Desember tahun lalu dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan sepanjang 2017, impor LNG China melesat 27% menjadi 68,57 juta ton.

Tak hanya China yang menggenjot penggunaan gas alam, India juga mulai menambah porsi komoditas rendah polutan ini. Negeri Gangga menargetkan bisa menyuplai 10 juta rumahtangga dan menambah akses gas alam untuk ratusan industri juga pelanggan ritel pada 2019 nanti. "Terjadi perubahan arah pada penggunaan gas alam. Bukan cuma buat cuaca musim dingin, tapi untuk industri juga," imbuh Andri.

Karena itu, Andri memproyeksikan, harga gas alam hari ini (23/1) ada di kisaran US$ 3,2–US$ 3,27 per mmbtu. Sedangkan dalam sepekan ke depan, bergerak di US$ 3,18–US$ 3,3 per mmbtu.

Secara teknikal, harga gas alam berada di atas moving average (MA) 50, MA 100, MA 200. Serupa, indikator moving average convergence divergence (MACD) di area positif dan indikator relative strength index (RSI) di level 64 yang beri sinyal buy. Namun, potensi koreksi terlihat pada indikator stochastic yang memberi sinyal overbought.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×