kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis penyewaan menara telko masih menjanjikan


Senin, 22 Januari 2018 / 11:15 WIB
Bisnis penyewaan menara telko masih menjanjikan


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan. Maklum, operator telekomunikasi terus ekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan mereka.

Peluang ini tidak disia-siakan begitu saja oleh perusahaan penyewa menara atau base transceiver stations (BTS). Mereka berlomba-lomba investasi dalam pembangunan BTS hingga ke pelosok negeri, untuk menjaring pelanggan yang lebih banyak.

Di bisnis tower, pemain utamanya adalah PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dengan jumlah tower paling banyak. Menyusul PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, PT Solusi Tunas Pratama (SUPR), Dayamitra Telkom (Mitratel), dan Bali Tower (lihat tabel).

Helmy Yusman Santoso, Direktur PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), mengatakan, tahun ini bisnis menara masih akan mencatatkan kinerja positif. "Operator telekomunikasi masih berusaha meningkatkan kualitas jaringan dan coverge layanan mereka," katanya kepada KONTAN, Jumat (19/1).

Sepanjang tahun 2018 ini, TBIG berencana membangun 1.000 tower baru dan 1.500 kolokasi untuk mendongkrak penambahan sebanyak 2.500 tenant. Terkait ekspansi ini, TBIG menggelontorkan anggaran Rp 2 triliun. Hingga September 2017 lalu, Tower Bersama sudah menggaet 2.700 tenant baru.

Helmy menjelaskan, di tahun 2018, perusahaan ini akan fokus mendirikan menara di beberapa daerah, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Kini, TBIG sudah memiliki 13.000-an unit BTS. Selain membangun menara sendiri, TBIG juga mengincar akuisisi dari menara milik perusahan lain. "Pilihan mengakuisisi tetap akan menjadi pertimbangan, apabila valuasinya menarik," imbuh Helmy.

Setali tiga uang dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyiapkan sejumlah agenda ekspansi untuk menambah jumlah menara tahun ini. lewat anak usahanya Protelindo. Protelindo berencana menambah jumlah tower lewat akuisisi.

Saat ini, TOWR memiliki sekitar 15.000 unit BTS. Kabar yang beredar, TOWR mendekati sejumlah pemilik menara seperti anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Namun, Adam Gifari, Wakil Direktur Utama TOWR, tidak bersedia mengonfirmasi kabar itu. Ia hanya menyatakan, TOWR siap mengakuisisi jika ada tawaran menarik. "Jika ada peluang, kami siap mengakuisisi," ujarnya.

Pun dengan PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk, lewat anak usaha PT Permata Karya Perdana optimistis bisa menguasai pangsa pasar di Indonesia untuk segmen menara mikro. "Belum banyak perusahaan sejenis yang menyasar segmen mikro," ungkap Gilang Pramono Seto, Presiden Direktur PT Permata Karya Perdana kepada KONTAN, Sabtu (20/1).

Sampai saat ini, jumlah menara milik Permata Karya lebih dari 300 unit. Rencananya, perusahaan tersebut membangun 300 unit menara lagi hingga akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×