kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu fine art di lelang Sidharta


Sabtu, 05 Oktober 2013 / 08:25 WIB
Berburu fine art di lelang Sidharta
ILUSTRASI. Uni Eropa Masih Terbelah Soal Rencana Embargo Minyak Rusia


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Karya seni di atas kanvas, atau yang kita kenal sebagai lukisan, mungkin menjadi salah satu pilihan investasi menarik, terutama bagi para kolektor seni. Bahkan di Indonesia, kolektor benda-benda seni semakin banyak, melihat tumbuhnya aktivitas pameran dan lelang karya seni di kota-kota besar.

Terletak di Tugu Kunstkring Paleis yang sering menjadi ikon seni di Jakarta, ratusan karya seni rupa fine art tengah dipamerkan selama tiga hari berturut-turut. Rencananya, sekitar 227 karya seni fine art, yang terdiri dari lukisan dan patung, akan dilelang oleh balai lelang Sidharta Auctioneer pada Minggu (6/10) pukul 13.00 WIB. Lukisan dilelang mulai dari harga Rp 1 juta hingga Rp 1,05 miliar.

Asal tahu saja, fine art merupakan sebutan untuk karya seni yang dihasilkan dari para seniman ternama. Di Indonesia, banyak seniman yang memiliki karya yang tersohor di kancah internasional. Misalnya, Basoeki Abdullah, Putu Sutawijaya, Affandi, Sudjojono Sindudarsono. Karya-karya para maestro itu dihargai dari ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah.

Misalnya, salah satu lukisan karya Affandi, yang menggambarkan potret Tjokorda Gde Raka Sukawati dan istrinya Vincent Soekawati, akan ditawarkan dengan kisaran Rp 700 juta - Rp 1,05 miliar.

Amir Sidharta, kurator Sidharta Auctioneer mengatakan, yang spesial pada lelang fine art tahun ini adalah beberapa lukisan karya Sudjojono Sindudarsono, seperti Untung Suropati, Garapan Pagi, Djarkata Pagi2, Arya Penangsang, dan Landscape yang akan dilelang mulai dari harga Rp 270 juta - Rp 750 juta.

Bahkan, Amir mengakui, harga bisa ditawar hingga 20 kali lipat dari harga estimasi. "Tergantung, harganya bisa dilelang di bawah estimasi, tapi ada juga yang sampai 20 kali lebih tinggi dari estimasi bawah," ucapnya kepada KONTAN (4/10).

Direktur Pemasaran Sidharta Auctioneer, Syanda Kunto mengatakan, pergerakan harga karya seni sulit diprediksi dengan indikator pasar seperti emas, atau barang komoditas lain. "Lukisan itu subjektif, harganya bisa stagnan, naik, bahkan turun. Tergantung dari pelukis, karyanya, dan komitmen ia melukis," jelas Syanda.

Selain itu, ada pertimbangan seperti, apakah lukisan ini memiliki banyak minat, tidak oversupply, dan memang bagus. Jika iya, bisa saja harga lukisan tersebut menembus batas psikologis. Misalnya, harga lukisan yang ditawarkan Rp 12 juta, tetapi bisa jadi ketika dilelang harga ini mencapai Rp 52 juta, karena memiliki banyak peminat.

Karya seni fine art biasanya lebih digemari para kolektor seni profesional dan memahami nilai seni. Amir menuturkan, pembeli biasanya berasal dari kalangan pengusaha, profesional, pemilik perusahaan, maupun kolektor lukisan dari Jakarta, Bali, Surabaya, bahkan dari luar negeri. Syanda menambahkan, rata-rata para pembeli ini biasanya membelanjakan minimal Rp 20 juta untuk sebuah lukisan.

Syanda mengatakan, di Indonesia belum ada infrastruktur yang memadai untuk menjadi ajang pamer lukisan. "Dengan pendapatan per kapita yang lebih besar, sebenarnya bisa memacu semakin banyaknya kolektor seni. Namun, butuh upaya yang lebih besar agar mereka bisa tertarik," jelasnya.

Pada lelang fine art kali ini, Balai Lelang Sidharta menargetkan total transaksi Rp 5 miliar dengan jumlah pembeli sekitar 100-150 orang. Total target ini naik signifikan 150% dari hasil transaksi lelang fine art tahun lalu yang mencapai Rp 2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×