Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Aluminium memiliki peluang cukup besar untuk menguat hingga akhir tahun. Permintaan yang terus bertambah serta dukungan data ekonomi mampu mengangkat aluminium tahun ini.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, secara fundamental, dukungan bagi harga aluminium untuk terus menanjak masih cukup kuat. Reformasi komoditas di China membuat produsen terus mengurangi produksi aluminium secara signifikan.
"Sementara kebutuhan aluminium terus meningkat dilihat dari data pesanan pabrik dan manufaktur yang terus membaik," imbuhnya.
Menjelang akhir tahun, permintaan aluminium kemungkinan akan semakin meningkat lantaran negara konsumen akan menambah cadangan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan aluminium di awal tahun depan. "Biasanya cadangan aluminium di LME akan turun menjelang akhir tahun," kata Ibrahim.
Di samping itu, harga minyak berpeluang menanjak jika OPEC berhasil melakukan pembatasan produksi pada pertemuan akhir November mendatang. Kenaikan harga minyak akan membawa sentimen positif pada komoditas lain termasuk aluminium.
Namun, harga aluminium masih memiliki tantangan dari penguatan indeks dollar AS jika The Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun. Dugaan Ibrahim, aluminium dapat mencapai level US$ 1.750 per metrik ton sebelum kenaikan suku bunga The Fed. Setelah The Fed menaikkan suku bunga, harga bisa kembali ke level US$ 1.600 per metrik ton.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10) pukul 11.02 WIB, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,3% ke level US$ 1.674 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir aluminium terangkat 2,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
