Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga aluminium bersiap menghadapi tekanan jika indeks dollar AS bergerak naik. Meski demikian, tren pergerakan jangka panjang tetap positif didukung upaya pemangkasan produksi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/10) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,35% ke level US$ 1.675 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, aluminium menanjak 0,6%.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menjelaskan, harga aluminium naik seiring dengan komoditas lainnya. Turunnya indeks dollar AS serta kenaikan harga minyak menjadi dorongan pada laju harga aluminium.
Meski ditutup positif, Ibrahim melihat harga aluminium berpeluang terkoreksi dalam jangka pendek. Pasalnya, indeks dollar AS kembali naik setelah ditopang oleh data ekonomi negeri Paman Sam.
Data sektor jasa AS bulan September naik tajam ke level 57,1 dari sebelumnya 51,4 dan pesanan barang pabrik di angka 0,2% lebih baik dari prediksi minus 0,4% meski turun dari sebelumnya 1,4%.
Dengan melihat data sektor jasa yang naik signifikan, Ibrahim menduga tenaga kerja AS yang akan dirilis akhir pekan ini juga akan membaik dengan tingkat pengangguran yang stabil di level 4,9%.
"Ekonomi AS sedikit lebih baik sehingga dalam beberapa pekan ke depan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan akan kembali menguat," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
