Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,77% ke level 5.653,008 pada Rabu (10/5). Bahkan sembilan dari sepuluh sektor penggerak IHSG, mencatatkan pelemahan. Adapun sektor komoditas memimpin penguatan sebesar 3,04%.
Kendati begitu,seluruh bursa Asia bergerak di zona hijau pada Kamis (11/5). Penguatan ini pun terjadi seiring harga minyak yang kembali rebound setelah melemah selama beberapa waktu. Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2017 naik 3,2% ke level US$47,33 per barel.
Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas bilang, rilis data US Crude Oil Inventories yang mengalami penurunan tajam sebesar 5,2 juta barel mendapat respons positif oleh pelaku pasar. Para pelaku pasar pun, lanjut Nafan, merespons positif kebijakan Bank Sentral Australia dalam menetapkan tingkat suku bunga acuan di level 1,75%.
Kendati begitu, Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas bilang rilis data domestik maupun global tetap akan menjadi sentimen yang akan memengaruhi laju IHSG pada Jumat (12/5) mendatang.
Bima bilang, defisit neraca ekonomi Indonesia yang diperkirakan menjadi US$ 1,5 miliar dari sebelumnya US$ 1,8 miliar pada data yang akan dirilis Jumat besok akan membuat IHSG berpeluang untuk kembali menguat.
Dari sisi global, rilis data AS yang mengumumkan penjualan ritel yang diperkirakan positif 0,6% (MoM) dari sebelumnya yang turun 0,2% bakal menjadi obat kuat yang mengerek IHSG ke zona hijau. Sehingga dia memprediksi IHSG berpeluang kembali menguat pada level support 5.621 dan resistance 5.702
Pada saat yang sama, investor juga akan menanti pidato Pejabat The Fed pada Jumat mendatang terkait rencana kenaikan tingkat suku bunga yang bersifat hawkish terhadap dollar AS. Sehingga, Nafan menduga, IHSG pada Jumat akan melemah tipis di level support 5.620 dan 5.587, serta resistance di level 5.702 dan 5.752.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News