kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada risiko kurs, global bond lebih menguntungkan emiten


Selasa, 30 Januari 2018 / 20:42 WIB
Ada risiko kurs, global bond lebih menguntungkan emiten
ILUSTRASI. Pencatatan Komodo Bond WIKA di Inggris


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberhasilan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah alias Komodo Bond, berpotensi diikuti oleh perusahaan BUMN lain. Meski begitu, instrumen ini belum tentu cara yang paling tepat bagi BUMN lain untuk mencari pendanaan.

Pasca keberhasilan penerbitan Komodo Bond JSMR dan WIKA, Kementerian BUMN mendorong perusahaan pelat merah lainnya untuk mengikuti jejak dua emiten ini. Bahkan, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, akan ada dua perusahaan BUMN lain yang bakal mengikuti jejak kedua perusahaan milik negara itu. Namun, Rini masih belum mau membeberkan dua nama perusahaan BUMN ini.

Walau masih dirahasiakan, VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere memprediksi, kesuksesan Komodo Bond JSMR dan WIKA bisa diikuti perusahaan BUMN lain di masa depan. "Selama kupon yang ditawarkan cukup tinggi, Komodo Bond ini seharusnya bisa diserap dengan baik oleh pasar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/1).

Meski Komodo Bond lebih menguntungkan bagi perusahaan lantaran memiliki risiko kurs rendah dibanding obligasi global berdenominasi dollar Amerika Serikat (global bond), perusahaan yang akan menerbitkan obligasi harus waspada terhadap potensi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada tahun ini dan 2019 nanti. Hal ini nantinya bisa memicu Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga demi menahan depresiasi ini.

Dengan kenaikan suku bunga tersebut, kupon yang ditawarkan dari Komodo Bond nanti berpotensi menjadi lebih tinggi. Akibatnya, perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut harus menanggung beban bunga yang lebih besar.

Adanya ancaman ini membuat Nico menganggap Komodo Bond kurang menguntungkan untuk emiten menerbitkannya tahun ini. "Adanya potensi penguatan dollar AS terhadap rupiah menjadikan global bond lebih menguntungkan bagi emiten di tahun ini," paparnya.

Dengan begitu, perusahaan bisa menanggung risiko kurs yang lebih kecil. Belum lagi bunga yang ditawarkan global bond umumnya lebih rendah dibanding obligasi rupiah, sehingga beban bunga yang harus ditanggung penerbit obligasi global ini jadi lebih rendah dibandingkan Komodo Bond maupun obligasi lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×