kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adaro Energy masih menarik bila harga batubara tetap naik


Selasa, 26 Juni 2018 / 08:01 WIB
Adaro Energy masih menarik bila harga batubara tetap naik
ILUSTRASI. Logo PT Adaro Energy Tbk


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih bertahan di level tinggi. Per pukul 21.15 WIB kemarin, batubara Newcastle kontrak pengiriman Agustus 2018 di ICE dilego US$ 107,5 per ton, naik 0,23% dibanding penutupan hari sebelumnya.

Sebelum ini, batubara bahkan pernah mencapai harga penutupan di US$ 111,65 per ton (13/6). Ini merupakan harga tertinggi sejak Maret 2013.

Penguatan harga batubara ini jelas menguntungkan perusahaan-perusahaan penambang batubara. Salah satunya adalah PT Adaro Energy Tbk.

Analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman, dalam risetnya 6 Juni lalu, menyatakan kenaikan harga batubara serta penurunan harga minyak saat ini bisa mendorong kinerja emiten berkode ADRO ini. Ia menilai, kondisi ini juga akan menjadi sentimen positif bagi harga saham ADRO.

Harga batubara juga diprediksi masih berpotensi menguat. Pasalnya, permintaan batubara dari China diproduksi bakal tetap tinggi. Apalagi, di musim panas ini, kebutuhan sumber energi listrik untuk mesin pendingin diperkirakan meningkat. Jangan lupa, batubara termasuk salah satu bahan bakar pembangkit listrik.

ADRO termasuk emiten yang bisa menjaring keuntungan dari peningkatan permintaan batubara China ini. Asal tahu saja, pada 2017 lalu, sekitar 15% penjualan batubara ADRO merupakan penjualan ke pasar China.

Sayangnya, peluang positif ini belum tercermin di kinerja keuangan ADRO pada kuartal I-2018. Di periode tersebut, ADRO mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk US$ 74,43 juta. Setahun sebelumnya, pos ini mencatat realiasasi US$ 97,14 juta.

Padahal di saat yang sama, pendapatan ADRO tercatat naik. Di kuartal I-2017 pendapatan ADRO baru US$ 726,55 juta. Tahun ini jumlahnya jadi US$ 763,96 juta.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Christian Saortua mengatakan, ADRO berpotensi mencetak kinerja keuangan lebih apik di kuartal dua ini. "Karena harga jual batubara sudah meningkat, serta kewajiban penjualan dalam negeri juga sudah telah dipenuhi," terang Christian pada Kontan, kemarin.

Christian juga menilai positif strategi ADRO masuk ke produksi batubara kokas. Ia menilai, dengan ekspansi ini, ADRO bisa memperluas segmen pasar. Namun masih harus dilihat bagaimana emiten batubara ini mengembangkan lini bisnis tersebut.

Cuaca buruk

Cuma, dari sisi produksi, ADRO masih menghadapi beberapa tekanan. Christian menilai produksi batubara perusahaan ini baru akan membaik di 2019 nanti.

Produksi emiten ini memang tertekan sejak kuartal akhir tahun lalu. Di periode tersebut, ADRO cuma mencatat produksi batubara 12,43 juta ton, turun 7,07% dari periode yang sama di 2016, akibat cuaca buruk. Hal ini berlanjut hingga kuartal I-2018.

Di kuartal dua ini, produksi ADRO tertekan libur panjang lebaran. Christian memprediksi produksi batubara ADRO tahun ini cuma 47,2 juta ton, turun 8,8% dari 2017.

Meski begitu, Richard dan Christian sama-sama merekomendasikan beli ADRO. Richard menetapkan target harga Rp 2.480 per saham, sedang Christian Rp 2.475 per saham. Analis Mirae Asset Sekuritas Andi Wibowo Gunawan juga memberi rekomendasi beli ADRO dengan target harga Rp 2.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×