Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut menekan kinerja produsen laptop merek Zyrex PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX).
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada Senin (30/8), Zyrexindo Mandiri Buana mengantongi pendapatan sebesar Rp 82,66 miliar pada semester pertama tahun 2021. Nilai tersebut menyusut 49,18% dari pendapatan Rp 162,67 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan itu, beban pokok penjualan emiten ini juga menurun 38,28% menjadi Rp 65,18 miliar dari Rp 105,62 miliar pada paruh pertama tahun 2020. Dengan demikian, ZYRX mencatatkan laba kotor sebesar Rp 17,48 miliar atau turun 69,36% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 57,06 miliar.
Baca Juga: Penjualan Zyrexindo Mandiri (ZYRX) turun di semester I 2021, ini penyebabnya
Selain itu, Zyrexindo Mandiri Buana masih menanggung beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 2,15 miliar pada semester pertama 2021, dari beban penjualan dan pemasaran pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3,03 miliar.
Kemudian, beban umum dan administrasi meningkat 10,98% menjadi Rp 8,69 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 7,83 miliar. Alhasil, Zyrexindo Mandiri Buana memperoleh laba tahun berjalan Rp 3,46 miliar atau anjlok 90,19% dari nilai laba tahun berjalan Rp 35,28 miliar pada paruh pertama 2020.
Timothy Siddik Direktur Utama ZYRX mengatakan, penurunan penjualan di semester I tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, seasonality di industri IT di mana pada semester I umumnya membukukan penjualan yang lebih rendah dibandingkan semester kedua.
Baca Juga: Zyrexindo (ZYRX) kantongi Rp 700 miliar dari pesanan laptop Kemendibud Ristek
“Namun, tidak seperti biasanya pada tahun 2020 ZYRX membukukan penjualan yang cukup tinggi pada semester I yang disebabkan carry over penjualan untuk pengadaan peralatan pendidikan tahun 2019, sehingga penjualan semester pertama tahun 2020 tercatat sangat tinggi,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Senin (30/8).
Walaupun demikian, sambungnya, kontribusi penjualan laptop tetap mendominasi pendapatan ZYRX. Adapun faktor selanjutnya membuat penurunan penjualan perusahaan ini karena mengalami perlambatan di sektor komersial (B2B) karena PPKM yang berkelanjutan. Alhasil, pelanggan korporat perusahaan ini belum dapat melakukan ekspansi sesuai target.
Sementara itu, Timothy menyatakan, penurunan laba bersih juga disebabkan oleh biaya pasca penawaran umum perdana saham atawa initial public offering (IPO) yang cukup besar. “Terdapat kenaikan beban bunga pinjaman yang cukup signifikan, di mana pinjaman tersebut digunakan untuk pembelian bahan baku laptop,” tambahnya.
Baca Juga: Dapat pesanan laptop dari Kemendikbud Ristek, Zyrexindo (ZYRX) kantongi Rp 700 miliar
Saat ini, ZYRX sedang mempersiapkan bahan baku laptop untuk penjualan di semester II di sektor retail dan pengadaan pemerintah, sehingga terjadi peningkatan yang signifikan pada posisi persediaan dari Rp 33,1 Miliar pada tahun 2020 menjadi Rp 80,8 Miliar pada tahun ini. Hal tersebut juga tercermin pada arus kas perseroan ini, di mana penerimaan dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok mengalami kenaikan yang cukup besar.
Melihat laporan keuangan ZYRX, penerimaan kas dari pelanggan meningkat 11,59% dari Rp 136,54 miliar menjadi Rp 152,37 miliar pada semester 1-2021. Sementara pembayaran kepada pemasok atas barang dan jasa juga melesat dari sebelumnya Rp 94,24 miliar menjadi Rp 143,20 miliar.
Dengan demikian, dia optimistis penjualan akan naik signifikan dan tercatat pada semester kedua tahun 2021.
Baca Juga: Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX) akan salurkan 300.000 laptop di bidang pendidikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News