kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Yuk, mengintip prospek reksadana Batavia Dana Dinamis


Rabu, 16 Januari 2019 / 19:55 WIB
Yuk, mengintip prospek reksadana Batavia Dana Dinamis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana campuran yang tergolong memiliki portofolio moderat dari Batavia Prosperindo Aset Manajemen berhasil membukukan kinerja lebih baik dibanding rata-rata reksadana campuran. Produk reksadana tersebut bertajuk Batavia Dana Dinamis.

Reksadana campuran ini masuk dalam kategori moderat karena tidak memiliki porsi aset yang mendominasi di saham. Berdasarkan fund fact sheet per Desember 2018, reksadana yang meluncur sejak 2002 ini, menaruh sebesar 55,7% di aset saham.

Sedangkan 33,57% ditaruh pada aset obligasi pemerintah. Sisanya sebanyak 4,73% berada di obligasi korporasi dan 5,96% berada di aset pasar uang.

Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo, mengatakan pada dasarnya pemilihan saham di reksadana ini dilakukan dengan strategi aktif atau diperdagangkan sambil mempertimbangkan faktor fundamental saham tersebut.

Per Desember 2018, kepemilikan saham terbesar di reksadana ini jatuh pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memproyeksikan kinerja reksadana ini unggul dibandingkan kinerja rata-rata reksadana campuran karena tersokong kinerja saham blue chip yang membaik dan obligasi korporasi.

Berdasarkan data Infovesta Utama per Rabu (15/1) kinerja reksadana ini periode satu tahun lalu berhasil tumbuh 0,79%. Sebagai perbandingan kinerja rata-rata reksadana campuran yang tercermin dalam indeks Infovesta Balanced Fund Index justru -1,24%.

Wawan memproyeksikan kinerja reksadana campuran bisa lebih baik di tahu ini, karena kenaikan suku bunga sudah tidak lagi agresif. Selain itu dari pasar saham juga mendapat katalis positif di tahun Pemilu yang biasanya membuat pasar saham menghijau.

Yulius menambahkan di semester pertama tahun ini, ia melihat kinerja pasar saham dan obligasi sama-sama baik dan bisa menguntungkan bagi reksadana campuran.

"Saat ini valuasi saham domestik di level 14 kali ini tidak mahal dibanding regional, kita jadi sasaran investasi," kata Yulius, Rabu (9/1).

Sedangkan, untuk pasar obligasi Yulius juga merapkan strategi trading guna mendapatkan keuntungan lebih. Mengenai tenor yang mayoritas dipilih, Yulius mengatakan saat ini fleksibel di tenor manapun sesuai dengan fluktuasi pasar yang terjadi.

Yulius memproyeksikan pasar saham tahun ini bisa memberikan return 10%-12%. Sedangkan, pasar obligasi masih akan terjadi apresiasi harga karena yield tenor 10 tahun berpotensi turun ke 7,5%-7,8%. Dengan begitu, diharapkan kinerja reksadana ini juga bisa memberikan kinerja yang positif.

Per Desember 2018, dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 147 miliar, Yulius memproyeksikan di akhir tahun reksadana ini bisa capai Rp 300 miliar.

Wawan menambahkan reksadana campuran dengan kategori moderat ini cocok dimiliki bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka 2-3 tahun.

"Investor baiknya paham, jika isi portofolio dalam reksadana campuran lebih besar di saham, maka masuk kategori agresif dan tujuan investasi semakin cocok dalam jangka yang lebih panjang," kata Wawan.

Per akhir Desember 2018, total dana kelolaan Batavia Prosperindo Aset Manajemen mencapai Rp 41,7 triliun. Yulis menargetkan dana kelolaan di akhir tahun bisa naik 20%.

Di sepanjang tahun ini, Yulius mengatakan akan kembali meluncurkan reksadana terproteksi karena melihat minat yang juga besar dari pasar.

Untuk meluncurkan reksadana konvensional, Yulius mengatakan saat ini masih menyusun rencana. "Kita lagi cari ide dan pelajari indeks acuan baru yang tidak menutup kemungkinan kita keluarkan reksadana baru yang tidak hanya mengikuti pasar," kata Yulius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×