Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield US Treasury (UST) dan yield SUN 10-tahun terus mendaki, bahkan mencapai angka tertingginya sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 20.46 WIB, yield UST tenor 10 tahun mencapai 4,32% yang merupakan level tertinggi sejak awal November 2007 atau hampir 16 tahun terakhir.
Sedangkan yield SUN 10 tahun di 6,57% atau naik 14,8% sepekan dan menyentuh level tertinggi sejak April 2023. Level tertinggi yield SUN acuan tenor 10 tahun seri FR0096 tahun ini adalah pada 7,06% pada 3 Januari 2023.
CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan yield SUN meningkat, salah satunya seperti perbaikan dalam prospek ekonomi Indonesia. Sementara itu, kenaikan yield SUN AS 10 tahun juga bisa dipengaruhi oleh faktor serupa.
"Misalnya ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), data ekonomi yang lebih kuat dari yang diperkirakan, atau concern/uncertainty tentang inflasi," kata Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).
Baca Juga: Yield Tercatat Naik, Begini Rekomendasi Untuk Masuk Pasar Obligasi
Guntur memperkirakan penguatan yield ini akan bertahan hingga kuartal III 2023. Baru kemudian akan melandai pada kuartal IV.
"Jika dilihat secara makro global juga sepertinya the Fed masih berpotensi menaikkan tingkat suku bunga acuan di bulan September mendatang, kuartal III ini sepertinya masih cukup hawkish dalam waktu dekat," kata dia.
Namun, secara keseluruhan dia menilai untuk pasar obligasi sebenarnya masih ada potensi kenaikan. Apalagi kondisi sekarang sebenarnya tingkat kenaikan suku bunga sudah hampir puncak.
"Sehingga ada kecenderungan untuk yield turun di akhir tahun, kemungkinan di level 6,2%-6,4% untuk SUN 10 tahun Indonesia," sambung dia.
Dengan kondisi kenaikan yield, Guntur mengatakan investor dapat menyesuaikan target durasi sesuai dengan ekspektasi perubahan interest rate atau tingkat suku bunga. Nah, investor dinilai bisa merespons dengan beberapa cara, seperti diversifikasi portofolio ke instrumen investasi lain yang dapat memberikan perlindungan terhadap kenaikan suku bunga, atau melakukan analisis ulang terhadap risiko dan imbal hasil yang diharapkan dari investasi obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News